Minggu, 15 September 2013

Saatnya Kabupaten Malang Miliki Museum Singosari

Malang, Blogger, Suprihardjo

Sudah saatnya Kabupaten Malang memiliki museum kepurbakalaan Singhasari di Singosari. Di samping untuk edukasi kesejarahan dan inspirasi menatap masa depan, juga untuk daya tarik pariwisata. Ini mengingat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Malang terutama ke Candi Singosari dan sekitarnya cukup besar, setahun sekitar 34.000 orang, termasuk wisatawan asing hampir 3.000 orang.

Candi Singosari
Di dalam Candi


Di depan pintu Candi Singosari

Hal itu dikemukakan berbagai kalangan dari Kabupaten Malang Jumat dan Sabtu (14/9), yaitu sarjana sejarah ,dra Endang Esti Utami Purnomo, ketua dan sekretaris Komunikasi Mantan Eks Pelajar Anak Kereta Api (KOMPAK) Singosari, Taseri Asan dan Suhariadi, serta Kordinator Masyarakat Peduli Singosari (MPS), Hendi Rumadji.
Diakui oleh Endang Esti Utami maupun Hendi Rumadji, di Malang sudah ada museum, tetapi itu museum perjuangan kemerdekaan yang adanya di kotamadya Malang. Bukan museum kepurbakalaan. Padahal yang dibutuhkan museum kepurbakalaan, yang dapat menghimpun benda cagar budaya bukti sejarah untuk dapat dilihat dan dikomunikasikan ceritanya kepada masyarakat.

“Harus diingat Kerajaan Singosari abad ke 13 sudah meliputi seluruh Nusantara. Ini dapat dilihat di buku Negarakertagama. Makanya Ratu Majapahit Tribuana sempat setelah membuka buku Negarakertagama segera mempersiapkan putranya Raja Hayamwuruk didampingi patih Gajahmada untuk mempersatukan kembali Nusantara dalam pemerintahan kerajaan Majapahit,” kata Esti Utami Sarjana Ilmu Sejarah alumnus IKIP PGRI Surabaya ini.
Suhariadi yang pernah melanglang buana sebagai awak kapal pesiar Holland America Lines maupun Monarch Cruise Lines, menambahkan di Eropa dan Amerika, kota kecil saja sudah punya museum untuk daya tarik wisata. Seperti kota kecil di Pulau Kreta, Italia Selatan ada museum yang menyimpan dan memamerkan benda milik Napoleon Bonaparte, kaisar Perancis.

Hendi Rumadji mengeritik Pemerintah Kabupaten Malang sudah lama ingin membuat museum tapi belum ada realisasinya. Karena itu Masyarakat Peduli Singosari (MPS) telah merintis pembentukan museum Singosari dengan relawannya Pak Setiawan menyiapkan lahan di depan Candi Singosari, Jl Kartanegara. Divisi cagar budaya yang dipandegani Fanani mendapat dukungan para guru sejarah. Saat ini sudah mendaftar koleksi batu yoni dan batu gilingan jagung kuno. “Koleksi itu akan kami kirab nanti pada pembukaan museum,” katanya. Diharapkan masyarakat yang memilik koleksi kepurbakalaan Kerajaan Singhasari dapat mendaftarkan ke MPS agar koleksinya bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sementara Suwondo petugas Balai Perlindungan Cagar Budaya (BPCB) di Candi Singosari mengatakan pihak BPCB Malang akan mendirikan museum Singosari. Namun dia kurang tahu pasti lokasinya. Yang jelas koleksinya akan diambilkan dari koleksi kerajaan Singosari yang selama ini disimpan di Museum Trowulan, Mojokerto.

Menurut Suwondo, kunjungan wisatawan ke Candi Singosari tahun 2012 yang lalu mencapai 33.967 orang, termasuk 2.994 wisatawan mancanegara. Sedangkan tahun 2013 ini sampai akhir Agustus mencapai 14.776 orang, termasuk lebih 1.000 wisatawan mancanegara. Biasanya pengunjung candi terus menyaksikan sepasang patung dwarapala raksasa di dekat kantor kelurahan Candirenggo. ***

1 komentar:

  1. Wah, hobi mampir ke candi-candi juga ya.

    Baca juga ya artikel tentang candi kidal. :D

    di http://www.malangartchannel.com/2016/07/sejarah-candi-kidal-sudah-lupa.html

    BalasHapus