Jumat, 04 Desember 2015

Ditemukan Penderita Kaki Gajah di Jakarta Timur (Kramatjati dan Cakung)


Ditemukan Penderita Kaki Gajah di Jakarta Timur (Kramatjati dan  Cakung)  

Jakarta, 
Di Jakarta Timur masih ditemukan penderita penyakit kaki gajah (fileriasis), selain di Kecamatan Cakung juga di Kecamatan Kramatjati. Penyakit ini disebabkan cacing filarial yang dapat disebarkan oleh beberapa jenis nyamuk antara lain nyamuk genus anopheles dan aedes.
"Penyakit kaki gajah disebarkan oleh nyamuk. Karena itu untuk menanggulanginya masyarakat harus melaksanakan PHBS yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. Jadi sama dengan menghadapi DBD," kata Drg Iwan Kurniawan, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur ketika meninjau PSN di RW 03 Kelurahan Malaka Jaya, bersama Kabag Sosial Jaktim Yeni Asnita SKM , Jumat (4/12).
Diakui , penyakit kaki gajah memang menular, tetapi dapat disembuhkan bila berobat rutin. Hanya saja bagi penderita meskipun sembuh selalu meninggalkan bekas yang mengubah bentuk fisik.  "Jadi kalau ditemukan ada penderita kaki gajah, cepat dilaporkan ke Puskesmas terdekat untuk mendapat pengobatan," kata Kasudin Kesehatan Jaktim ini. Ditandaskan, meskipun orang tersebut bukan warga DKI Jakarta, tetap harus dilayani .
Mengenai kasus demam berdarah, Drg Iwan Kurniawan mangatakan dari evaluasi akhir ini, Kecamatan Matraman menduduki ranking teratas dalam angka kesakitan atau incident rate (IR)  DBD se Jaktim. Sedang Kecamatan Makassar  peringkat terendah yang berarti paling sedikit kasus kesakitan DGD dibanding jumlah penduduknya. "Duren Sawit di tengah-tengah," kata Iwan. 
Karena itu Camat Duren Sawit Abubakar SE mengharapkan agar warga Malaka Jaya dan Duren Sawit umumnya tetap rajin PSN dan waspada terhadap penyakit menular dan narkoba serta ancaman terror seperti yang terjadi di Jl Radin Inten waktu itu. 
Mengenai penyakit kaki gajah, Sekel dan Kasi Kesmas Kelurahan Jatinegara Jariah  November yl meninjau Yanto (37) yang tinggal di Kampung Kangkung RW 14. Kaki kanannya membesar sejak 5 tahun lalu. Meskipun telah berobat masih terasa berat dan capek  bila berjalan. "Awalnya cuma bisul kecil," katanya. Ia mengaku tak masalah bila harus diamputasi daripada penampilannya membuat orang tak nyaman. Sejak 3 tahun lalu isterinya meninggalkan Yanto akibat penyakitnya itu. Tetangganya menyatakan kekhawatiran tertular. "Ya pak, Kami takut tertular," kata tetangga di belakang rumah kepada Maman, staf Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung. ****