Selasa, 09 Februari 2016



Dikirim dari ASUS saya

Farah korbsn longsor Kalisari



Dikirim dari ASUS saya

Rumah Syawal yang bolong



Dikirim dari ASUS saya

Korbam longsor Ny Syawal , rumahnya bolong



Dikirim dari ASUS saya

korban longsor takut kejadian susulan

 
Korban Longsor Kalisari Khawatirkan Kejadian Susulan
Jakarta, Berita Super
Longsor yang terjadi di RT 012/02 Kalisari , Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (9/2) dinihari dikhawatirkan akan berlanjut. Longsor susulan ini sudah diantisipasi dengan turap bambu oleh sejumlah PPSU Kalisari, tetapi kekhawatiran tetap menghantui pemilik rumah yang tanahnya longsor yakni pasangan Saefudin Amir (46) dan Sumartini (43).
"Itu   Pak , temboknya sudah retak. Makanya kita larang anak anak tidur sini. Memang kamar tidur kami juga di dalam sana," ujar Ny  Sumartini Selasa (9/2) petang ketika ditemui Kepala BAZIS Jakarta Timur, Dwi Busara dan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Kelurahan Kalisari Nurdin. Sementara suaminya Saefudin dan ayahnya, Ahmad (66) sedang memperbaiki sisa lahannya yang longsor.
Korban longsoran yang di bawahnya, Syawal (52) dan isterinya juga khawatir longsor susulan. Sebab longsoran yang pertama telah merobohkan tembok  rumahnya hingga dua kamar yang ditempati anaknya berlubang besar.  Anak mereka Farah Dina (23) dan Nabila terkena guguran tembok hingga badannya memar-memar. "Yang parah Farah. Tetapi sudah berobat ke dokter," kata Ny Syawal.
Rumah Syawal ini hanya beberapa meter dari bibir kali Cijantung, batas antara Jakarta Timur dan Depok. Sedang yang longsor sekitar 18 meter dari bibir kali tersebut, merupakan tebing terjal di antara rumah Syawal dan rumah Sumartini yang ditumbuhi barung (rumpun) bambu. Namun bambunya yang tumbang sudah ditebang digunakan untuk turap tebing tersebut.
Dwi Busara mengaku diperintah Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana untuk segera  memberikan bantuan perbaikan rumah.  Dari pengamatannya, yang paling perlu dibantu adalah  Syawal dan  Sumartini. "Tetapi yang longsor harus diturap yang kuat terlebih dahulu," ujar Dwi yang pagi ini (Rabu 10/2) akan melaporkan kepada Wali Kota.
Menurut Dwi Busara, Wali Kota Bambang sudah lebih dahulu meninjau lokasi longsor dua kali didampingi camat Pasar Rebo Wahyu Supriyatna dan wakilnya, Rudy Abu Bakar.
Direncanakan hari ini Kelurahan Kalisari mengerahkan 30 anggota PPSUnya memperbaiki lingkungan yang longsor.  (pri)
 
 

Korban Longsor Kalisari Khawatirkan Kejadian Susulan

Korban Tanah Longsor di Kalisari Khawatir Kejadian Susulan
Jakarta, Berita Super
Longsor yang terjadi di RT 012/02 Kalisari , Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (9/2) dinihari dikhawatirkan akan berlanjut. Longsor susulan ini sudah diantisipasi dengan turap bambu oleh sejumpah petugas PPSU Kalisari, tetapi kekhawatiran tetap menghantui pemilik rumah yang tanahnya longsor yakni pasangan Saefudin Amir (46) dan Sumartini (43).
"Itu   Pak , temboknya sudah retak. Makanya kita larang anak anak tidur sini. Memang kamar tidur kami juga di dalam sana," ujar Ny  Sumartini Selasa (9/2) petang ketika ditemui Kepala BAZIS Jakarta Timur, Dwi Busara dan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Kelurahan Kalisari Nurdin. Sementara suaminya Saefudin dan ayahnya, Ahmad (66) sedang memperbaiki sisa lahannya yang longsor.
Korban longsoran, Syawal (52) dan isterinya juga khawatir longsor susulan. Sebab longsoran yang pertama telah merobohkan tembok  rumahnya hingga dua kamar yang ditempati anaknya berlubang besar.  Anak mereka Farah Dina (23) dan Nabila terkena guguran tembok hingga badannya memar-memar. 'Yang parah Farah. Tetapi sudah berobat ke dokter," kata Ny Syawal.
Rumah Syawal ini hanya beberapa meter dari bibir kali Cijantung, batas antara Jakarta Timur dan Depok. Sedang yang longsor sekitar 18 meter dari bibir kali tersebut, merupakan tebing terjal di antara rumah Syawal dan rumah Sumartini yang ditumbuhi barung (rumpun) bambu. Namun bambunya yang tumbang sudah ditebang digunakan untuk turap tebing tersebut.
Dwi Busara mengaku diperintah Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana untuk segera memberikan bantuan perbaikan rumah.  Dari pengamatannya, yang paling perlu dibantu adalah  Syawal dan  Sumartini. "Tetapi yang longsor harus diturap yang kuat terlebih dahulu," ujar Dwi yang pagi ini (Rabu 10/2) akan melaporkan kepada Wali Kota.
Menurut Dwi Busara, Wali Kota Bambang sudah lebih dahulu meninjau lokasi longsor dua kali didampingi camat Pasar Rebo Wahyu Supriyatna dan wakilnya, Rudy Abu Bakar.
Direncanakan hari ini Kelurahan Kalisari mengerahkan 30 anggota PPSUnya memperbaiki lingkungan yang longsor.  (pri)
 

Sabtu, 06 Februari 2016

Foto pelayanan Dukcapil di Pd Kopi



Dikirim dari ASUS saya



Dikirim dari ASUS saya

Warga Jakarta Timur yang Belum Miliki E-KTP Masih 82.000 Orang

 
Jakarta, Berita Super  
Warga Jakarta Timur pada Januari 2015 masih 180.000 orang yang belum belum memilikinya e-KTP. Namun terkhir ini tinggal 82.000 orang  lagi. Karenanya Sudin Dukcapil Jakarta Timur tetap melakukan pelayanan  keliling menjemput bola tiap Sabtu, ke permukiman padat penduduk, dan juga ke rumah-rumah susun sewa (Rusunawa).  
Kepala Seksi Pendaftaran Sudin Dukcapil Jaktim, Syahrial mengungkapkan hal itu ketika memberikan pelayanan rekam data e-KTP dan pembuatan akta kelahiran bagi warga di Balai RW 09, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (6/2). "Pelayanan menjemput bola setiap Sabtu di wisata Kantor Wali Kota Jakarta Timur dihentikan sejak adanya bom Sarinah," tambah Syahrial. 
Acara ini dihadiri Kasi Pencatatan Akta Sudin Dukcapil Jaktim Fredy Prasetya, Lurah Pondok Kopi Erwin Lobo dan Ketua RW 09 Pondok Kopi Drs H Tatang Isya Iskandar yang juga sesepuh warga Pondok Kopi.
Diakui oleh Syahrial,  Lurah dapat mengajukan permintaan pelayanan Dukcapil ke daerah padat penduduk  dengan mobil keliling. Namun kendalanya adalag sering berbenturan waktunya dengan pelayanan di  Rusunsawa yang sudah dijadwalkan dengan Dinas Perumahan DKI.  "Dukcapil harus segera memberikan KTP baru kepada warga yang telah menerima Surat Perjanjian dari Dinas Perumahan DKI untuk menempati Rusun," ujarnya.
Daripada menunggu pelayanan mobil, diharapkan warga yang merasa belum merekam data untuk e-KTP lebih baik datang ke kantor kelurahan untuk direkam datanya dan diproses pencetakan KTP elektriknya.
Sementara Ketua RW 09 Pondok Kopi, Drs Tatang Isya Iskandar maupun Wakilnya, Siswiyono ST, mengakui pelayanan Sudin Dukcapil mendatangi warga ini sangat dihargai. "Sebab banyak warga kami yang sibuk bekerja sampai malam atau karena sebab lain sehingga belum memiliki e-KTP,"  ujar Siswiyono.
Sri Djoko Lelono (64) warga RT 10/09 juga mengapresiasi komitmen Sudin Dukcapil Jaktim karena warga sering tidak sempat mengurus perekaman data yang tidak dapat diwakilkan itu. Pasalnya, mereka  berangkat berkerja pagi hari sedangkan pulangnya malam hari di mana kantor Kelurahan sudah tutup .
Pelayanan oleh 9 karyawan  Sudin Dukcapil Jaktim Sabtu (6/2) itu  berlangsung dari pukul 09.00 sampai pukul 12.00 dan berhasil merekam data 27 orang warga , memberikan 26 akta kelahiran dan mendiistribusikan e-KTP yang sudah jadi kepada 15 orang.
Mengenai pembuatan akte kelahiran , Fredy Permana mengungkapkan rata-rata per bulan  mencapai 3.000 permintaan baik akte kelahiran bagi warga dewasa yang akan mengurus umrah maupun akte kelahiran bayi yang baru lahir. Sedang permintaan pembuatan akta kematian rata-rata hanya 50 akta per bulan (PRI).