Sabtu, 27 Desember 2014

Taman Monas akan Dipercantik , PHL Tak Perlu Resah

‪‬
‪‬
Jakarta, Media Massa

Para pekerja harian lepas (PHL) Taman Monas tak perlu resah dengan adanya keharusan melamar kembali ke UPT Taman Monas. Sebab langkah itu dimaksudkan untuk penyegaran para PHL yang berjumlah 300-an orang, untuk tertib administrasi serta mencegah adanya KKN tahun 2015. Begitu pula pengupahannya tetap. transparan dan sesuai UMP yang berlaku dengan tiap pekerja memegang buku tabungan dan ATM masing-masing.
Demikian pesan Kepala UPT Taman Monas, IM Rini Hariani menjelang akhir tahun 2014 kemarin. "Para PHL yang tak ada masalah tak perlu khawatir. Sebab untuk tahun 2015 juga akan ada tambahan pekerja harian lepas 25 orang," ujar Rini.

Selama ini jumlah PHL 329 orang akan ditambah menjadi 354 orang. Hal ini diungkapkan Rini menjawab keresahan para PHL yang diungkap media massa pekan lalu, karena mereka baru saja menikmati keterbukaan manajemen sejak disatukan dengan BP Monas 11 Agustus 2014, tiba tiba diharuskan melamar ulang.

Diungkapkan Rini, program tahun 2015 direncanakan di kawasan seluas 80 hektar Taman Monas itu akan dipercantik dengan ditingkatkan pencahayaannya, perbaikan pagar pembatas IRTI dan stasiun Gambir, penggantian mesin pendingin, penggantian lighting dan platfon ruang museum Monas. Juga pengadaan tong-tong sampah yang sudah banyak rusak dan hilang. "Tentu itu nanti menunggu anggaran 2015 cair," tambah Rini mengingatkan.

Daresi (32) seorang PHL sektor selatan mengaku sudah melamar ulang. "Namun kami mohon kepada manajemen atau pimpinan Monas agar memberikan kemudahan bagi PHL yang sudah lama bekerja. Kami takut dibuang," ujarnya saat ditemui Jumat (26/12). Begitu pula dengan Kartini (42) dan Omay (50) PHL di sektor selatan termasuk Patung Sapta Patria Lapangan IKADA. "Kini dipimpin Bu Rini lebih baik gaji pun kami terima sesuai UMP Rp 2.242.000,-," kata mereka. Diharapkan keterbukaan ini berlanjut tahun 2015 nanti.

Sedang para PHL Taman Monas sektor barat, Agus, Satam dkk mengharapkan sistem pengupahan yang sudah transparan sejak September 2014 diteruskan. Sebab sebelum itu mereka menerima kurang dari UMP "Saya menerima Rp2,2 juta. Katanya dipotong absen" ujar mereka. Ketika dilihat buku tabungannya juga kosong.
Dari para PHL itu didapat informasi banyak fasilitas Taman Monas yang rusak bahkan hilang.

Yang menggembirakan, dari rusa rusa totol di kandang Taman Monas ternyata dapat berkembang biak dengan baik. Taman Monas dan Monumen Nasional setinggi 132 meter itu merupakan destinasi wisata unggulan Jakarta yang murah namun sangat bersejarah. Tiap hari tidak kurang dari 2500 orang mengunjungi kawasan jantung Ibu Kota Negara ini. ****
 
 
  
Artini (42 Thn) berharap agar kami-kami PHL Monas ini di berikan kemudahan dan waktu lamaran ulangnya dalam pengurusan persyaratan KTP + KK DKI Jakarta serta SKCK dari Kepolisian karena kami-kami ini kebanyakan KTP+ KK  daerah maupun KTP DKI musiman  saja,"harapnya.
Begitu juga di katakan oleh ibu Omay (50 thn). sebagai PHL sektor selatan Patung Lima Monas, telah bekerja selama 5 tahun berdomisili di Karang Anyar Sawah Besar Jak-Pus mengatakan,"kini setelah di pimpin oleh manajemen baru Ibu Rini kami lebih baik di bandingkan saat di pimpin bapak Firdaus yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja dan banyak bohongnya kepada kami-kami ini sebagai PHL Monas  yang bekerja di sektor selatan saja kami  berjumlah 54 orang di bagi dua  tempat menjadi masing-masing 24 orang yakni sektor selatan IRTI dan Patung lima sampai kandang Rusa.

"Pak Firdaus itu curang dan suka bohong ngakunya ke Ahok ada 400 orang padahal yang sebenarnya kami-kami PHL seluruh  monas ada sekitar 350 orang,"ungkapnya kepada SICOM saat di temui di Monas Jumat (26/12/12).
Sedangkan Ibu Daresi (32 thn) sebagai PHL sektor Selatan Patung Lima dan Kandang Rusa lamanya bekerja sdh selama 3 tahun berdomisili di Tanah Abang Jak-Pus menjelaskan," kami sangat senang sekarang setelah di manajemen baru yang dipimpin Ibu Rini soal penggajian saat ini dirasakan oleh kami-kami seluruh PHL Monas sudah sangat baik dan bagus sekali karena kami skarang diberi gaji standar UMR DKI Jakarta Rp.2 442.000 dan bisa di ambil sendiri lewat ATM Bank DKI.
Sementara itu menurut Ibu Daresi (32 thn) untuk  Rusa-rusa yang di pelihara di Monas sejak jaman pak Sutiyoso dan pak Fauzi Bowo saat ini jumlahnya sekitar 40 ekor karena sdh banyak yang di kembalikan lagi  ke kebun raya Bogor dan kini kami rawat dengan baik hingga ada lahir di Monas jadi gak ada masalah,"ucapnya. 
Sedangkan bapak Rojali (37) sebagai PHL sektor selatan Ikada atau IRTI lama bekerja 6 tahun berdomisili di Kemayoran Jak-pus dan memiliki KK+ KTP DKI karang anyar Sawah Besar Jakpus ini mengeluhkan kurang tegasnya sekuriti atau Satpol PP yang menjaga kawasan monas karena masih banyak kejahatan yang di lakukan oleh orang-orang  yang tidak bertanggung jawab maupun oleh para PKL (pedangan kaki Lima) yang seenaknya membakar tong-tong sampah dan Bocornya listrik hingga merusak pasilitas taman lainnya.
"Kami cuma PHL Monas tidak bisa berbuat apa-apa malahan kami di ejek kami hanya tukang sampah saja," keluhnya.
Kini kami kesulitan untuk mencari tempat sampah akibat tangan jahil orang yang membakar tong-tong sampah karena klo rame sampah hingga menumpuk mendatangkan 4 truk tiap harinya kalo rame suasana pengunjung Monasnya. 
Selanjutnya kami mohon dan mengharapkan kepada manajemen yg di pimpin Ibu Rini segera membenahi kabel-kabel listrik yang bocor akibat ulah para PKL (pedagang kaki lima) yang nakal karena berbahaya bagi pengunjung akibat sering meledak bila musim hujan datang.
"Waduh ini cukup membahayakan mas Kemaren kamis (25/12/12) malam baru saja ada seorang yang tewas tersengat listrik di Monas kan ini bisa memalukan monas,"tandas Rojali (Ichsan)


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Taman Monas akan Dipercantik , PHL Tak Perlu Resah

Taman Monas akan Dipercantik , PHL Tak Perlu Resah

Jakarta, Media Massa
Para pekerja harian lepas (PHL) Taman Monas tak perlu resah dengan adanya keharusan melamar kembali ke UPT Taman Monas. Sebab langkah itu dimaksudkan untuk penyegaran para PHL yang berjumlah 300-an orang, untuk tertib administrasi serta mencegah adanya KKN tahun 2015. Begitu pula pengupahannya tetap  transparan dan sesuai UMP yang berlaku dengan tiap pekerja memegang buku tabungan dan ATM masing-masing.
Demikian pesan Kepala UPT Taman Monas, IM Rini Hariani menjelang akhir tahun 2014 kemarin. "Para PHL yang tak ada masalah tak perlu khawatir. Sebab untuk tahun 2015 juga akan ada tambahan pekerja harian lepas  25 orang," ujar Rini. Selama ini jumlah PHL 329 orang akan ditambah menjadi 354 orang. Hal ini diungkapkan Rini menjawab keresahan para PHL yang diungkap media massa pekan lalu ' karena mereka baru saja menikmati keterbukaan manajemen sejak disatukan dengan BP Monas 11 Agustus 2014, tiba tiba diharuskan melamar ulang.
Diungkapkan Rini, program tahun 2015 direncanakan di kawasan seluas 80 hektar Taman Monas itu akan dipercantik dengan ditingkatkan pencahayaannya , perbaikan pagar pembatas IRTI dan stasiun Gambir, penggantian mesin pendingin, penggantian lighting dan platfon ruang museum Monas. Juga pengadaan tong tong sampah yang sudah banyak rusak dan hilang. "Tentu itu nanti menunggu anggaran 2015 cair," tambah Rini mengingatkan.
Daresi (32) seorang PHL sektor selatan  mengaku sudah melamar ulang. "Namun kami mohon kepada manajemen atau pimpinan Monas agar memberikan kemudahan bagi PHL yang sudah lama bekerja. Kami takut dibuang," ujarnya saat ditemui Jumat (26/12). Begitu pula dengan Kartini (42) dan Omay (50) PHL di sektor selatan termasuk Patung Sapta Patria Lapangan IKADA. "Kini dipimpin Bu Rini lebih baik gaji pun kami terima sesuai UMP Rp 2.242.000,-," kata mereka. Diharapkan keterbukaan ini berlanjut tahun 2015 nanti.  
Sedang para PHL Taman Monas sektor barat  Agus, Satam dkk mengharapkan sistem pengupahan yang sudah transparan sejak September 2014 diteruskan. Sebab sebelum itu mereka menerima kurang dari UMP .. "Saya menerima Rp2,2 juta. Katanya dipotong absen" ujar mereka. Ketika dilihat buku tabungannya juga kosong.
Dari para PHL itu didapat informasi banyak fasilitas Taman Monas yang rusak bahkan hilang. Yang menggembirakan, dari rusa rusa totol di kandang Taman  Monas ternyata dapat berkembangbkiak dengan baik.
Taman Monas dan Monumen Nasional setinggi 132 meter itu merupakan destinasi wisata unggulan Jakarta yang murah namun sangat bersejarah. Tiap hari tidak kurang dari 2500 orang mengunjungi kawasan jantung Ibu Kota Negara ini. ****
 
 
 
 
 
 artini (42 Thn) berharap agar kami-kami PHL Monas ini  di berikan kemudahan dan waktu lamaran ulangnya dalam pengurusan peryratan KTP + KK DKI Jakarta serta SKCK dari Kepolisian karena kami-kami ini kebanyakan KTP+ KK  daerah maupun KTP DKI musiman  saja,"harapnya 

Begitu juga di katakan oleh ibu Omay (50 thn). sebagai PHL sektor selatan Patung Lima Monas, telah bekerja selama 5 tahun berdomisili di Karang Anyar Sawah Besar Jak-Pus mengatakan,"kini setelah di pimpin oleh manajemen baru Ibu Rini kami lebih baik di bandingkan saat di pimpin bapak Firdaus yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja dan banyak bohongnya kepada kami-kami ini sebagai PHL Monas  yang bekerja di sektor selatan saja kami  berjumlah 54 orang di bagi dua  tempat  menjadi masing-masing 24 orang yakni sektor selatan IRTI dan Patung lima sampai kandang Rusa.
"Pak Firdaus itu curang dan suka bohong ngakunya ke Ahok ada  400 orang padahal yang sebenarnya kami-kami PHL seluruh  monas ada sekitar 350 orang,"ungkapnya kepada SICOM saat di temui di Monas Jumat (26/12/12)       
Sedangkan Ibu Daresi (32 thn) sebagai PHL sektor Selatan Patung Lima dan Kandang Rusa lamanya  bekerja sdh selama 3 tahun berdomisili di Tanah Abang Jak-Pus  menjelaskan," kami sangat senang sekarang setelah di manajemen baru yang dipimpin Ibu Rini soal penggajian saat ini dirasakan oleh kami-kami seluruh PHL Monas sudah sangat baik dan bagus sekali karena kami skarang diberigaji standar UMR DKI Jakarta Rp.2 442.000 dan bisa di ambil sendiri lewat ATM Bank DKI

Sementara itu menurut Ibu Daresi (32 thn) untuk  Rusa-rusa yang di pelihara di Monas sejak jaman pak Sutiyoso dan pak Fauzi Bowo  saat ini jumlahnya sekitar 40 ekor karena sdh banyak yang di kembalikan lagi  ke kebun raya Bogor dan kini kami rawat dengan baik hingga ada lahir di Monas jadi gak ada masalah,"ucapnya 

Sedangkan bapak Rojali (37) sebagai PHL sektor selatan Ikada atau IRTI lama bekerja 6 tahun berdomisili di Kemaayoran Jak-pus dan memiliki KK+ KTP DKI karang anyar Sawah Besar Jakpus ini mengeluhkan kurang tegasnya sekuriti atau Satpol PP yang menjaga kawasan monas karena masih banyak kejahatan yang di lakukan oleh orang-orng  yang tidak bertanggung jawab maupun oleh para PKL (pedangan kaki Lima ) yang seenaknya membakar tong-tong sampah dan Bocornya listrik hingga merusak pasilitas taman lainnya.
"Kami cuma PHL Monas tidak bisa berbuat apa-apa malahan kami di ejek kami hanya tukang sampah saja,"keluhnya

Kini kami kesulitan untuk mencari tempat sampah akibat tangan jahil orang yang membakar tong-tong sampah karena klo rame sampah hingga menumpuk mendatangkan 4 truk tiap harinya kalo rame suasana pengunjung Monasnya 

Selanjutnya kami mohon dan mengharapkan kepada manajemen yg di pimpin Ibu Rini segera membenahi kabel-kabel listrik yang bocor akibat ulah para PKL (pedagang kaki lima) yang nakal karena berbahaya bagi pengunjung akibat sering meledak bila musim hujan datang.
" Waduh ini cukup membahayakan mas Kemaren kamis (25/12/12) malam baru saja ada seorang yang tewas tersengat listrik di Monas kan ini bisa memalukan monas,"tandas Rojali (Ichsan)

Rabu, 24 Desember 2014

Berita Santunan UNtuk Nazimuddin

Pulang  Latihan Memandikan Jenazah,  Jadi Jenazah
Jakarta, Berita Super
Pulang dari pelatihan memandikan jenazah di kantor BAZIS Jakarta Timur, Senin (22/12), Nazimuddin (67) warga RW 08 Kelurahan Cipinang, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, akhirnya meninggal dunia  di RS Persahabatan  setelah terjatuh dekat rel KA, Cipinang Lontar. Jenazahnya dibawa ambulans oleh keluarganya untuk dimakamkan di Gunung Sugih, Lampung Tengah, Selasa (23/12). Pulang dari  Lampung,  Rabu (24/12)  Ida Rohani (57) janda Nazimuddin   baru dapat menerima  para pelayat yang datang mengucapkan belasungkawa di  rumah duka RT 03/08 Cipinang.
Termasuk pula Kepala BAZIS Jakarta Timur, Drs Dwi Busara dan anggota Dewan Kota Jakarta Timur, Suyanti , SE. "Sebetulnya sudah saya larang nggak usah ikut menjadi pemulasara jenazah. Sebab memandikan jenazah itu harus lembut , sedangkan suami saya ini  kalau bekerja kasa. Tapi dia berdalih ia akan belajar lembut," tutur Ida Rohani mengungkapkan hari terakhir dialog dengan suaminya yang telah memberinya satu anak itu
Menurut  Ida Rohani, pagi itu suaminya bangun pukul 03.00, setelah mandi pergi ke masjid Assyafaah di dekat rumah. Nazimuddin menjadi merbot di situ sudah 2  tahun.  "Suami saya pagi itu puasa, tampak bahagia sekali," kenang Ida. Tak di sangka itulah kebahagiaan  terakhir sempat  terpancar dari wajah belahan jiwa Ida.
Hasan dan Syaroni petugas BAZIS  mengakui dari 21 peserta pelatihan pemulasara jenazah hanya Nazimuddin yang kakek-kakek.  Lainnya yang 20 orang lagi semua  nenek-nenek termasuk Ny Maisuri (51). "Dia datang paling pagi dan ketika acara  tanya jawab ,  Nazimuddin diam saja walau sorot matanya kelihatan ingin bertanya," ujar Oni Syaroni.
Akhirnya seluruh  pelayat termasuk Suparno yang mewakili Lurah Cipinang  Mintarsih mengucapkan belasugkawa semoga keluarga yang dinggalkan ditambahkan iman dan tetap bertakwa kepada Allah SWT. Pada kesempatan itu BAZIS Jaktim menyerahkan santunan sebesar Rp 5 juta."Semoga manfaat ya Bu," ujar Dwi Busara (Pri)

Senin, 17 November 2014

foto gatot subekti

Kasubbid Kesehatan Reproduksi Kantor KB Jaktim , Gatot Subekti SH, sedang di hadapan para petugas lapangan KB se Jakarta Timur . (foto:  pri)

foto kegiatan evaluasi KB Jaktim

 Kasi Peran Serta Masyarakat Kantor KB Jaktim , H Suyud sedang mengolah data.

Pencapaian Metode Operasi Wanita Jaktim Melebihi Harapan


Jakarta, Berita Super
 Pencapaian peserta baru KB metode kontrasepsi  jangka panjang (MKJP) di Jakarta Timur tahun 2014 sampai  bulan Oktober mencapai 65%. Tercatat dari target peserta baru 30.727 orang tercapai 19.727 orang. Dari 10 kecamatan se Jakarta Timur pencapain tertinggi Kecamatan Matraman sebesar 107,48 %, sedangkan terendah Kecamatan Cipayung yang hanya 27,44%.
Sementara metode operasi wanita (MOW) di seluruh Jakarta Timur mencapai 121,28% dengan pencapaian paling tinggi Kecamatan Kramatjati yaitu  328,42% sedangkan terendah Kecamatan Matraman 41,24%.  
Kepala Kantor KB Jakarta Timur , H Makmun Ghozali mengungkapkan hal itu pada Evaluasi Penggerakan BB MKJP Jakarta Timur di Aula Kecamatan Duren Sawit, Senin (17/11) yang dibuka Camat setempat H Abu Bakar mewakili Wali Kota Jakarta Timur.
 "Dengan adanya pencapaian yang rendah tersebut  harus ada solusinya," tandas Makmun Ghozali. Inilah yang perlu dipecahkan dalam evaluasi tersebut .  Hadir sekitar 70-an petugas lapangan KB dari 10 kecamatan dengan para pengendalinya masing-masing. MKJP meliputi MOW, metode operasi pria (MOP), IUD, suntik, dan implant.
Dalam pembahasan dengan para petugas lapangan KB dari 10 kecamatan se Jakarta Timur, Kepala Sub Bidang Kesehatan Reproduksi  Gatot Subekti dan Kepala Seksi Peran Serta Masyarakat , H Suyud terjadi diskusi  ramai. "Ada apa denganmu?", tanya Gatot kepada para perwakilan Kecamatan Cipayung  yang pencapaian MKJP-nya paling rendah (27,44%).
Petugas Lapangan KB Kecamatan Cipayung  Kemat dan Retno mengungkapkan, di kecamatannya yang berbatasan dengan Bekasi belum ada RS yang melayani metode kontrasepsi jangka panjang. Ditambah lagi fasilitas maupun petugas medis yang berkompeten untuk itu dirasakan kurang . Dengan demikian banyak peserta baru KB yang dilayani di luar Kecamatan Cipayung , bahkan  ke  RS di Bekasi.
Namun petugas dari Kecamatan Pulogadung yang menduduki peringkat kedua menegaskan, walaupun di wilayahnya ada RS Persahabatan yang melayani pasien lintas kecamatan bahkan provinsi , pihaknya tidak dapat memasukkan peserta KB dari luar. Karena catatannya ada di RS tersebut.  Akhirnya diskusi panas tersebut berakhir dengan solusi memuaskan semua pihak.
Makmun Ghozali mengungkapkan sejak sekarang   bila ada peserta KB MOW dari Jakarta Timur yang harus dilayani di wilayah Jakarta Utara dihimbau agar ditarik ke RS di Jakarta Timur yaitu di RS Ibu dan Anak (RSIA) Restu di Kramatjati yang sudah mempunyai perjanjian kerjasama dengan Kantor KB DKI Jakarta .  Sebab RS tersebut telah dibantu peralatan laparoscopy oleh Kantor KB DKI . Alat seharga lebih Rp 1 miliar tersebut berguna untuk perekaman pada metode operasi wanita. (PRI)

Rabu, 15 Oktober 2014

Arkeolog Negeri Kincir Angin Berlayar ke Taman Arkeologi Onrust

 
Jakarta, Berita Super
Sebanyak 6 arkeolog dari Negeri Belanda  dipimpin senior mereka DR Hans Bonke selama 2 pekan berada di Jakarta. Keenam orang tersebut Selasa (14/10) mengunjungi Taman Arkeologi Onrust  (TAO)  diantar  Kepala UPT TAO, H Radmonohadi, bersama Kepala Seksi Koleksi dan Konservasi  Dra Rucky Nellyta. "Mereka akan dapat memberi masukan untuk pengembangan Taman Arkeologi Onrust  dan upaya konservasi  serta  rekonstruksi ," kata Radmonohadi kemarin.
Enggan berlayar dengan speedboat dari Pantai Marina Ancol , mereka  memilih naik perahu motor milik Taman Arkeologi Onrust dari pelabuhan ikan Kamal Muara dengan hempasan ombak dan percikan air laut ke wajah dan badan mereka selama pelayaran.
Di antara rombongan itu terdapat  Marieke Leeverink dari City Preservation of Waterland di Amsterdam,  Akemi  Kaneda , periset independent dari 's-Hertogenbosch, Netherland  dan Sebastian Ostkamp , Spesialisch Arheologisch Onderzoek.
Di rumah dokter karantina haji Onrust  (1911-1933) yang kini dijadikan museum, Hans Bonke menjelaskan tahun 1864 Onrust terdapat bangunan dua menara dan di sebelah timur dan barat  terdapat dok apung. Bonke yang pada tahun 1990-an  melakukan penelitian di Onrust  mengakui bangunan tersebut berarsitektur Eropa.
Di dekat bekas bastion benteng abad ke 18 dan bekas fondasi barak haji abad ke 20,  ditemukan pecahan keramik berwarna biru muda berkembang biru tua. Oleh Bonke diserahkan kepada Sebastian sebagai ahli keramik. "Ini diperkirakan  keramik abad ke 17 ," ujar Sebastian setelah mengidentifikasi sesaat.
Di Pulau Kelor rombongan arkeolog itu terlihat betah memandangi benteng Martello bertahun 1850 itu. Tampak para pekerja sedang menyelesaikan penanggulan pantai tenggara pulau mungil tersebut. "Wow bagus. Semua arsitektur abad ke 18," kata Akemi Kaneda sambil memotret pemandangan pulau itu ke arah Pulau Bidadari dan Pulau Onrust.
Terakhir diketahui bahwa di pintu barat  benteng Martello ada retakan yang semakin kentara. "Ini sudah ketahuan beberapa waktu lalu," kata Nellyta yang juga arkeolog alumni UGM Yogyakarta. Mengenai hal ini Kepala UPT Taman Arkeologi Onrust, Rusmonohadi menyatakan sudah direncanakan upaya penyelamatan dan restorasi.  "Sudah kami rencanakan itu," ujar Radmonohadi . (pri).