Kamis, 28 Mei 2015

Reuni Lansia Hindari PDI

Reuni Emas Alumni SMA Negeri III Malang,
Menjelajah Museum dan Kebon Jeruk
Malang, Berita Super  
Para lanjut usia (lansia) telah merasakan manfaat kegiatan reuni dan dianjurkan menghindari penurunan daya ingat  (PDI)  melalui aktivitas yang bermanfaat untuk masyarakat maupun kesehatan diri.  
Psikolog Leila Banu Zulfan di Jakarta dan  dosen psikologi Universitas Merdeka Malang, Yumei Astuti di Batu ,  serta  dr Faridar Munaf Sunarso selaku  Ketua Panitia Reuni Emas Paguyuban Alumni SMA Negeri 3 Malang tahun 1965 (Paguanama) di Batu pada 19-21 Mei 2015,  sepakat mengenai hal itu.
"Tetaplah semangat dan berilah kasih sayang kepada sesama, maka Anda akan tetap remaja" kata dr Faridar Munaf pada puncak acara reuni Paguanama tersebut di Batu Kamis (20/5). Dokter Teladan II  se Jawa Timur  1995  yang sering mondar mandir Malang – Jakarta ini mengutip surat Al Baqoroh ayat 195 yang artinya, "Dan janganlah kamu campakkan dirimu dalam kebinasaan," ujarnya.
Di depan 60-an hadirin yang umumnya  lansia level 3 (usia 66-70 tahun), Yumei Astuti yang juga sekretaris PWRI Cabang Kota Batu ini menegaskan, meski sudah usia pensiun, jangan mau diberi label negative. "Makanya jangan sampai mengalami PDI (penurunan daya ingat)," katanya.  Caranya,  tetaplah  bersemangat melakukan aktifitas religious dan fisik, yang berguna untuk diri sendiri dan masyarakat banyak. Diharapkan oleh psikolog ini agar para lansia juga mendapat dukungan lingkungan sosialnya. Dalam acara itu  ditampilkan atraksi tari, menyanyi dan deklamasi  oleh para anak SLB Eka Mandiri, Batu sebagai bentuk kepedulian kepada kaum terpinggirkan. 
Sementara psikolog Leila Banu Zulfan di Jakarta mengakui manfaat reuni bagi semua orang terutama lansia, sebab aktivitas itu  merupakan silaturahim yang membuat pesertanya merasa bahagia dapat saling berbagi  dengan komunitasnya di masa sekarang dan masa lalu.  Makanya banyak orang yang berusaha datang.
Ir H Bambang Bahagio , aktivis Paguanama di Jakarta yang semula gigih mempersiapkan kawan-kawannya di ibukota untuk berangkat ke Reuni di Batu tak dapat datang pada hari "H" nya. Pasalnya banyak kesibukan yang strategis di kantornya.  Tapi ini memiliki hikmah dapat menjenguk anggota Paguanama yang sedang sakit, Chuzaimi di RSI Cempaka Putih.
Untuk  memberikan semangat alamamater, semua peserta reuni termasuk  guru mereka tahun 1962-1965 Ibu Zaenab dan Pak Uki Abdullah (83-an),  Kamis (21/5)  mengunjungi SMA Negeri 3 Malang di Alun-alun Bunder (Jl Tugu). Mereka  disambut guru pengajar dan Kepala Sekolahnya Asri Widyapsari yang juga alumni tahun 1985. Saat itu  Prof DR Syaifuddin Noer dokter faced off RS Dharma Husada Surabaya , mewakili alumni 65  memberikan cinderamata kepada kepala sekolah disaksikan Ketua Paguanama Jossie Kantijoso.
Sebelumnya rombongan mengunjungi Museum Angkut dan Museum Satwa di Jatim Park,  Batu  sambil bernostalgia dengan berbagai kendaraan kuno,  dari sepeda, cikar, sepedamotor Zunddap dan Bemo  tahun 1960-an sampai mobil kuno akhir abad 19 sampai awal abad 20.
Kusmadji dari Malang dan Adri Mursini dari Semarang tertarik pada mobil awal abad  ke 20 dan berfoto di depannya. Sedangkan Iwan Dahnial dan Rosida sama-sama dari Jakarta lebih tertarik pada patung penyanyi idolanya Elvies Presley yang dipajang di depan sedan mewah warna merah  dari abad ke20 silam.  Sedangkan Happy dari Surabaya dan Ambar dari Bandung lebih tertarik pada mobil VW Kodok yang kap depannya berbentuk anyaman bambu. Baik remaja maupun  para lansia senang berfoto dengan  mobil-mobil antik yang dipajang di museum yang luas itu.
Jalan-jalan ke kebun jeruk di Batu dan melihat proses membuat tanaman bonsai menjadi perhatian tersendiri bagi para lansia peeserta reuni. Dr Sugeng memborong tanaman hias yang cukup sulit membawanya pulang. (PRI)**** 
 
 
 
 

Rusa Totol di Pulau Bidadari 2015

Rusa totol (axis -axis) di Pulau Bidadari

Rusanya Melahirkan, Pulau Bidadari Dikembangkan

Rusanya Melahirkan, Pulau Bidadari Dikembangkan

Jakarta, 28 Mei 2012
Pulau Bidadari , di Kepulauan Seribu lebih setahun lalu memelihara 5 rusa totol (axis-axis) yang didatangkan dari Ecopark Ancol. Pertengahan Mei yang lalu seekor rusa betinanya bernama Yuni melahirkan anaknya. Dengan demikian rusa di Pulau Bidadari menjadi 6 ekor. Sementara di pulau seluas 9 ha itu masih ada semak-semak dan hutan dengan aneka pohon yang umurnya sudah 300 –an tahun.
Agung Budi Prihanto S.Hut, Manager Operasional Resort Pulau Bidadari mengungkapkan itu Kamis (28/5). "Kami belum memberinya nama. Soalnya belum tahu kelaminnya," ujar Agung sambil tertawa. Pasalnya rusa rusa ini meskipun jinak sering menghilang dalam hutan belukar seperti halnya biawak kecil yang terdapat di pulau itu.
Menurut Agung, sejak dua tahun terakhir oleh PT Seabreez Indonesia, Pulau Bidadari dikembangkan menjadi Eco Resort, artinya  resort wisata ramah  lingkungan. "Bangunan atau apapun yang berwujud besi atau plastic dihindari, " ujarnya. Diusahakan yang alami sehingga lebih nyaman dan asri.
Sekarang kolam renangnya juga dilengkapi lumba-lumba yang sering dimanfaatkan untuk foto bersama. "Namun harus hati hati bila mandi dengan lumba lumba ," ujar Agung. Saat mamalia laut itu sensitive pengunjung tak diperbolehkan mengganggunya.
Untuk mengembangkan wisata remaja. Pulau Bidadari akan menyediakan  tenda untuk berkemah 40 tenda. Jadi pada waktu akhir pekan semua cottagenya penuh , para remaja dapat menyewa tenda untuk dipasang di camping ground. Kolam renang juga akan dibangun lagi di sebelah barat.
Arkeolog Husnison Nizar dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta menilai, Pulau Bidadari dan Taman Arkeologi Onrust meskipun lain pengelolanya tetapi kenyataannya tak dapat dipisahkan. Sering pengunjung Pulau Bidadari berkeliling ke Onrust, Cipir dan Kelor. Sebaliknya pengunjung Onrust sulit untuk tidak singgah di Pulau Bidadari yang jaraknya memang berdekatan. Dari kesejarahan kempat pulau indah itu menjadi satu kesatuan, sebagai benteng menjaga Batavia /Jakarta dari arah laut. ***
   
 
 
 

Rabu, 27 Mei 2015

tukang bubur meninggal mendadak



Jakarta,
Tukang bubur langganan warga Kampung Kembar RW 03 Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Eyo Casya (60) yang akrab dipanggil Bang Yoyok,   meninggal mendadak ketika mendorong gerobak buburnya di Jl Nusa Indah, RW 03 Malaka Jaya, sekitar pukul 06.20.  Masyarakat di sekitar menjadi gempar sehingga membuat macet lalulintas sampai ke Jl Ngurah Rai di kolong Flya Over Penggilingan.
Menurut orang yang menolong pertama kali, Tini dan Mamik yang tinggal di Jl Nusa Indah Raya RT 01/01 Pondok Kopi, pertama Bang Yoyok mengeluh pusing. "Lalu saya suruh duduk dan saya ambilkan air .Tapi belum sempat minum dia jatuh lagi. Saya terus teriak teriak minta tolong. Setelah Mami datang keduanya menyaksikan badan Bang Yoyok sudah membiru dengan kaki kejang. Setelah diteliti Yoyok yang kontrak rumah di RT04/04 Penggilingan itu berKTP Karangkancana Kuningan, RT 001/001 Dusun Sukagalih, Desa Sukasari.
Setelah keponakannya,  Tini Zulaeni (30) datang, jenazah dibawa ke masjid Darul Arqam di RW 03 untuk dilakukan pemeriksaan  dan penanganan lebih lanjut. Polisi Duren Sawit datang untuk menangani perkara ini dan membantu penyelesaian segala permasalahannya.
Sementara para pelanggan bubur Bang Yoyok yang semula sedang menunggu lewat semua terkejut mendengar kabar tersebut. "Kemarin waktu saya beli bubur dan bawang goreng,
Bang Yoyok sempat bilang , ini jualan yang terakhir. Saya kaget," ujar Ny Trisnasari Ihsan warga RT 011/03 Malaka Jaya yang juga pelanggan bubur untuk dua anaknya.
Seorang warga (saya sendiri) yang merasa berhutang janji pada Bang Yoyok, mengajak warga sekitar mengusahakan membantu untuk keperluan jenazah dan keluarganya. (PRI)