Senin, 10 Februari 2014

Foto Belajar Malam Hari di Gedung Serba Guna RW 03 Malaka Jaya

Saskia ( 6 tahun) berani minta Bu Lurah untuk memberi ponten.

Suasana belajar bersama disaksikan para pamong dari Kecamatan dan Kantor Wali Kota Jaktim

Camat Duren Sawit Abu Bakar sedang membakar semangat belajar anak-anak RT 011/03 Malaka Jaya.
 

Belajar Malam Hari Berdasarkan Perda Nomor 8 Tahun 2006

RT 0011/03 Malaka Jaya jadi Pelopor Wajib Belajar Malam Hari
Tidak kurang dari 40 orang anak pelajar TK, SD, SMP dan SLTA di Kampung Pintar RT 0011/03 Malaka Jaya tampak berkumpul dan  belajar bersama di Gedung Serba Guna RW 03 Malaka Jaya malam itu Senin (10/2). Tampak juga beberapa mahasiswa UNJ menjadi pembimbing, di antaranya Wahyuni, mahasiswi jurusan keguruan elektronik dan Ulfah. 

Seorang gadis kecil asyik corat coret mengerjakan PR-nya. Mereka berkelompok-kelompok, yang siswa SD kumpul dengan sesama SD, yang SMP dan SLTA demikian juga. Namun tetap saja ada anak yang mondar mandir sesekali menggoda temannya. Yah,… namanya anak-anak. Namun sepanjang tidak terlalu mengganggu yang lain, para orang tua dan pengurus masjid Darul Arqam yang mengawasinya membiarkan saja.
Usai sholat isyak datang rombongan Camat Duren Sawit,  Abu Bakar bersama petugas dari Wali Kota Jakarta Timur , Sabdo Kurnianto dan Lurah Malaka Jaya Ny Lidiana Endah VR untuk meninjau. Anak anak tersebut sejenak menatap para pamong praja yang masuk ruangan  itu , namun kembali meneruskan menyimak buku pelajarannya masing-masing. Tiba-tiba seorang anak  perempuan menenteng bukunya menghampiri Bu Lurah Lidiana. "Ini Bu," ujar gadis kecil yang bernama Ni Putu Saskia kelas 1 SD Tadika Puri sambil menyodorkan bukunya.
Bu Lurah terpana sejenak menyaksikan anak yang gemuk menggemaskan tersebut.  "Wah bagus," ujarnya sambil  tersenyum setelah  memberikan ponten pada buku Saskia. "Anak-anaknya berani dan lucu, namun serius," ujar Bu Lurah usai peninjauan.
Sementara Camat Abu Bakar mengingatkan agar anak anak tersebut rajin belajar untuk masa depan yang lebih gemilang. Ia menjelaskan  sebenarnya landasan hukum  mengenai wajib jam belajar malam tiap hari pukul 19.00-21.00 sudah lama diberlakukan. Yaitu Perda nomor 8 tahun 2006. "Namun kali ini digalakkan kembali," katanya. Diharapkan agar anak-anak tidak nonton  televsi terus menyaksikan YKS. "Jam 19.00-21.00 televisi harus mati," tambahnya.
Untuk memancing respon anak-anak maka Pak Camat bertanya, "Siapa yang ingin jadi dokter? Yang jadi polisi?" Anak-anak menjawab bersahutan, "Saya…saya…saya," sambil mengangkat  telunjuknya. "Saya ingin jadi guru, kata lainnya. Sementara ada yang berteriak, saya ingin jadi arsitek . Maka diingatkan oleh Pak Camat yang didampingi Ketua RW 03 Andang Subaryono agar anak anak rajin belajar. "Jangan merokok dan jangan pula makan permen karet kalau tak tahu cara membuangnya," ujarnya. Sebab merokok  selain merusak kesehatan,  sedikit lagi akan menjerumuskan ke narkoba. Begitu pula permen karet kalau tak tahu cara membuangnya, sisa karetnya mengotori lingkungan, lengket ke mana-mana. Diharapkan oleh Pak Camat, agar para orangtua mendampingi  anak-anaknya belajar, untuk meraih cita-citanya  dan  kehidupan yang lebih baik.
Tampak menyimak , Gathan, siswa kelas 2 SDN 08 dan Kiki juga klas 2 SDN 04 Malaka Jaya. Begitu pula Damar kelas III SMK Budi Utomo sedang membantu Wahyuni menjelaskan beberapa soal matematika kepada Samuel Kevin siswa kelas 2 SMPN 165 Jakarta Timur. Untuk selanjutnya  belajar malam hari bersama di gedung serba guna RW 03 Malaka Jaya tersebut akan dirutinkan setiap Minggu malam.****              

Foto Sumbangan Dukcapil DKI untuk Korban Banjir Cililitan

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Purba Hutapea saat menyerahkan sumbangan sembako kepada Ketua RW 16 Cililitan , Suwarno disaksikan Lurah Cililitan Wawa Kartiwa.

Pelayanan Gratis Dokumen Kependudukan Untuk Korban Banjir

Dinas Dukcapil DKI Layani Korban Banjir Sampai Maret 
Jakarta, Blogger   
Demi  memudahkan korban banjir, pelayanan dokumen kependudukan DKI Jakarta yang meliputi KTP, KK dan lainnya terus dilakukan di lokasi  terdekat tiap Sabtu. Ini tanpa dipungut biaya sepeserpun oleh semua Sudin Dukcapil  di DKI Jakarta sampai Maret 2014.  Sedangkan  pelayanan gratis akte kelahiran 5 hari di seluruh RSUD se DKI Jakarta sudah banyak dimanfaatkan  masyarakat .
Demikian  Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Drs Purba Hutapea MSi mengungkapkan saat  menyerahkan KTP gratis kepada Abdullah dan memberikan bantuan sembako kepada korban banjir di Posko  Banjir RW 016 Cililitan,Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu, (8/2). Sembako terdiri dari  Rinso 5 dus, karbol wangi  6 dus, minyak bimoli 10 dus, air mineral 20 dus, dan sabun mandi 432 biji yang diterima Lurah Cililitan, Wawa Kartiwa yang diteruskan kepada Ketua RW 016 Suwarno dan kepada posko banjir setempat.
"Pelayanan seperti ini juga dilakukan di 4 kelurahan  lainnya",  kata Purba Hutapea. Yaitu di Kelurahan   Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jaksel, di Kelurahan Jatipulo, Palmerah, Jakbar, di Kelurahan Petojo Selatan, Gambir, Jakpus dan di Kelurahah Semper Timur, Cilincing, Jakut.
Menurut  Purba, pihaknya siap mengganti dokumen kependudukan warga korban banjir yang rusak, hanyut atau hilang  secara gratis. Prosesnya akan cepat asalkan ada di data base kantornya. Namun selama ini warga masih belum ada yang melaporkannya. "Saya kira nanti kalau banjirnya sudah selesai," tambah Hutapea.  
Mengenai banjir,  Kartiwa menjelaskan , koban banjir di Cililitan tadinya yang mengungsi sekitar 1000 orang dari 7 RW. Tetapi kini tinggal 200 orang dari beberapa RW saja. Ketinggian banjir antara 40 sampai 165 cm.
"Waktu banjir setinggi badan saya," kata Sara  (19) warga RT 011/06 yang tingginya sekitar 160 cm.  Sara datang mengurus perubahan status 'kawin' di KTP-nya menjadi 'cerai hidup' . Warga lainnya Anni Risma Sirait (51),  RT 07/16 rumahnya juga kebanjiran selutut. Ia  mengurus perubahan status pekerjaan di KTP tertulis 'kontruksi' menjadi  'ibu rumah tangga'.
"Perubahan status itu dapat dilakukan  cepat , tapi harus ada data pendukungnya," tandas  Kasudin Dukcapil Jakarta Timur H Abdul Harris SH.  Sementara Kasi Pendaftaran Penduduk Jaktim H Tabrani menjelaskan, sampai Sabtu (8/2) lebih 20 bayi mendapat pelayanan akte kelahiran gratis RSUD Budi Asih dan RSUD  Pasar Rebo. Sedangkan pelayanan di Cililitan hari itu melibatkan 15 petugas Sudin Dukcapil Jaktim yang melayani sedikitnya 38 warga Cililitan. Ada yang mengurus perpanjangan KTP reguler, rekam data e-KTP dan surat kependudukan lainnya  (pri). ****