Rabu, 15 Oktober 2014

Arkeolog Negeri Kincir Angin Berlayar ke Taman Arkeologi Onrust

 
Jakarta, Berita Super
Sebanyak 6 arkeolog dari Negeri Belanda  dipimpin senior mereka DR Hans Bonke selama 2 pekan berada di Jakarta. Keenam orang tersebut Selasa (14/10) mengunjungi Taman Arkeologi Onrust  (TAO)  diantar  Kepala UPT TAO, H Radmonohadi, bersama Kepala Seksi Koleksi dan Konservasi  Dra Rucky Nellyta. "Mereka akan dapat memberi masukan untuk pengembangan Taman Arkeologi Onrust  dan upaya konservasi  serta  rekonstruksi ," kata Radmonohadi kemarin.
Enggan berlayar dengan speedboat dari Pantai Marina Ancol , mereka  memilih naik perahu motor milik Taman Arkeologi Onrust dari pelabuhan ikan Kamal Muara dengan hempasan ombak dan percikan air laut ke wajah dan badan mereka selama pelayaran.
Di antara rombongan itu terdapat  Marieke Leeverink dari City Preservation of Waterland di Amsterdam,  Akemi  Kaneda , periset independent dari 's-Hertogenbosch, Netherland  dan Sebastian Ostkamp , Spesialisch Arheologisch Onderzoek.
Di rumah dokter karantina haji Onrust  (1911-1933) yang kini dijadikan museum, Hans Bonke menjelaskan tahun 1864 Onrust terdapat bangunan dua menara dan di sebelah timur dan barat  terdapat dok apung. Bonke yang pada tahun 1990-an  melakukan penelitian di Onrust  mengakui bangunan tersebut berarsitektur Eropa.
Di dekat bekas bastion benteng abad ke 18 dan bekas fondasi barak haji abad ke 20,  ditemukan pecahan keramik berwarna biru muda berkembang biru tua. Oleh Bonke diserahkan kepada Sebastian sebagai ahli keramik. "Ini diperkirakan  keramik abad ke 17 ," ujar Sebastian setelah mengidentifikasi sesaat.
Di Pulau Kelor rombongan arkeolog itu terlihat betah memandangi benteng Martello bertahun 1850 itu. Tampak para pekerja sedang menyelesaikan penanggulan pantai tenggara pulau mungil tersebut. "Wow bagus. Semua arsitektur abad ke 18," kata Akemi Kaneda sambil memotret pemandangan pulau itu ke arah Pulau Bidadari dan Pulau Onrust.
Terakhir diketahui bahwa di pintu barat  benteng Martello ada retakan yang semakin kentara. "Ini sudah ketahuan beberapa waktu lalu," kata Nellyta yang juga arkeolog alumni UGM Yogyakarta. Mengenai hal ini Kepala UPT Taman Arkeologi Onrust, Rusmonohadi menyatakan sudah direncanakan upaya penyelamatan dan restorasi.  "Sudah kami rencanakan itu," ujar Radmonohadi . (pri).   
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar