Sebagaimana anak usia limatahunan yang lain, gadis kecil bernama Aprilia inipun lincah, manis dan menyenangkan. Tetapi setelah merasakan di pipinya ada yang tumbuh dan makin besar, sering diledeki temannya. Wajar bila akhirnya anak tunggal yang lahir pada 11 April 2009 dari pasangan suami isteri (pasutri) Jamra (27) dan Rahma (23) itu tampak murung dan layu.
Pasutri warga Kampung Pisangan, RT 012/03 Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur itupun segera mencarikan upaya ke dokter Puskesmas Penggilingan. Maka tahun 2013 yang lalu Aprilia dioperasi dua kali , pada 24 Juli dan 28 Oktober di RS Persahabatan. "Namun benjolan itu kembali membesar kemudian dirujuk ke RSCM pada 28 Juni 2014," kata Rahma yang dibenarkan suaminya Jamra, ketika ditemui di rumah mereka Senin sore (29/9).
Kerena ngebet menangis terus, maka Jumat (26/9) Aprilia dilarikan ke RSCM langsung masuk Instalasi Gawat Darurat. Ternyata tak ada kamar sehingga tindakan selanjutnya untuk kemoterapi sulit dilakukan. "Kami bertahan semalam di emperan rumah sakit. Anak kami membutuhkan tindakan," ujar Rahma maupun Jamra.
Tetapi akhirnya merekapun pulang sambil berunding dengan kerabatnya. Meskipun dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS) mereka berobat dan operasi itu tidak bayar, tetapi untuk mengatasi masalah obat khusus , biaya transportasi dan makan sehari-hari, perlu solusi.
Maka berbekal surat keterangan RT/RW dan staf Kelurahan Penggilingan, Jamra dan Rahma datang ke kantor BAZIS Jakarta Timur , Senin (29/9) untuk minta bantuan biaya yang dibutuhkan. Mereka bertemu Kepala BAZIS Jaktim Drs Dwi Busara yang langsung mengabulkan permohonan mereka. Pertimbangannya, kondisi ekonomi Jamra sekeluarga dan situasinya memang membutuhkan uluran tangan BAZIS Jaktim. "Kami akan bantu sekitar Rp 3 juta. Nanti kami serahkan setelah dimintakan rekomendasi dari BAZIS Provinsi DKI Jakarta," kata Dwi Busara.
Lurah Penggilingan Yeni Asnita SKM yang dihubungi lewat telepon genggam kemarin juga ikut prihatin atas nasib warganya. Ia hanya berharap semua pihak dan terutama staf kelurahannya dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
Alhamdulillah, setelah menunggu di rumah tak sampai 5 hari , keluarga Jamra mendapat pertolongan Hidayat , seorang pengurus BPJS di RSCM dan dirujuklah Aprilia ke RSPAD Gatot Subroto. Sejak Selasa (30/9) gadis kecil itu dirawat di sana.
Yang menjadi persoalan, Jamra hingga kini belum mendapat pekerjaan. "Saya bersedia bekerja apa saja yang saya bisa," katanya. Sehari-harinya Jamra bekerja sebagai kenek atau kuli bangunan. Namun terakhir ini sepi order . Sedangkan isterinya yang sebelumnya bekerja membungkusi souvenir di perusahaan tetangganya dengan upah tak seberapa, kini harus berhenti. Sebab harus menunggui putrinya di rumah sakit. Diharapkan ada pihak yang mau mengulurkan tangannya membantu Jamra menyongsong hari-hari mendatang meraih ridho Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. (pri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar