Sudin Parbud Jaktim Gelar Festival Makanan Betawi dan Hibur Warga Jatinegara
Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur menyelenggarakan Festival Makanan Khas Betawi dan Lomba Membuat Masakan Semur dan Nasi Ulam di halaman Gedung Eks Kodim 0505 Jakarta Timur yang cukup bersejarah yang terletak di depan sebelah kiri stasiun Jatinegara. Acara tersebut dibuka Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, Minggu, 27 September 2015 dengan manabuh rebana.
Wali Kota Bambang menyatakan bahwa upaya Sudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur menyelenggarakan Festival Kuliner Betawi dengan hiburan kesenian Betawi di kawasan bersejarah itu patut dihargai. Ini merupakan upaya pelestarian masakan asli daerah setempat sebagai bagian kuliner Nusantara. Namun Wali Kota juga mengharapkan dengan sangat agar gedung Cagar Budaya tersebut segera dimanfaatkan setelah selesai dipugar dan dikembangkan bagian belakangnya.
"Saya minta gedung bersejarah ini segera dimanfaatkan sebagai Gedung Kesenian Betawi, agar tidak berantakan," kata Wali Kota. Hadir tokoh Lembaga Kebudayaan Betawi, Asisten Perekonomian Jakarta Timur Eric PZ Lumbun, Ketua TP PKK Jakarta Timur, Ny Siti Syamsiah Bambang, dan para camat antara lain Eka Darmawan camat Kramatjati dan Abubakar , camat Durensawit.
Lebih lanjut Wali Kota Bambang menyatakan yakin, keberadaan gedung kesenian dengan segala kegiatannya di gedung eks Kodim 0505 ini akan meningkatkan daya tarik kawasan itu sebagai destinasi wisata di Jakarta Timur. Sebab sudah terpadu satu lokasi dengan pusat batu aji atau gems center Rawa Bening, pasar regional dan stasiun Jatinegara, serta bangunan cagar budaya lainnya di Jatinegara.
Kepala Sudin Pariwisata dan Kebudayaan Jaktim Triyugo Prasetyo melaporkan festival kuliner betawi ini yang kedua diselenggarakan setelah kegiatan serupa di Mal Lippo Kramatjati. "Selain untuk menumbuhkan rasa cinta kuliner warisan Nusantara juga sekaligus mempromosikan gedung Eks Kodim ini sebagai bangunan cagar budaya yang bersejarah," kata Triyugo.
Hadiah yang disediakan untuk pemenang lomba masakan betawi semur dan nasi ulam ini adalah uang pembinaan untuk Juara I, II dan III berturut-turut Rp 2,5 juta, Rp2 juta dan Rp1,5 juta.
Euis Raolina, Kepala Seksi Promosi Sudin Parbud Jaktim menuturkan , acara ini berlangsung 2 hari hingga Senin (28/9) yang diikuti puluhan peserta anggota PKK dari 10 Kecamatan se Jaktim. Mereka menyajikan makanan betawi, dari pucung gabus, pindang srani, sayur babanci, nasi kebuli dan dodol. "Untuk lomba membuat nasi ulam dan semur Betawi diikuti 55 peserta dari anggota PKK dan para siswa SMK Pariwisata se Jaktim," ujarnya. Hari pertama ini ditetapkan 20 finalis lomba masak semur dan nasi ulam. Selanjutnya hari kedua Senin (28/9) ditentukan 3 peserta sebagai grandfinalis dan akan ditentukan Juara I, II dan III .
Mengenai jenis masakan yang disajikan, Ichsan Lazuardi warga asli Betawi dari Kecamatan Pulogadung, mengaku baru sekali ini mendengar istilah sayur babanci. "Dari mana ini?" tanyanya. Padahal menurut seorang peserta dari Kramatjati, sayur daging sapi ini asli masakan Betawi. Bumbunya mirip gulai. "Saya sudah mencicipi, rasanya cukup enak," ucap Abu Galih, pengamat pariwisata dan budaya Jakarta yang meneliti satu per satu makanan betawi.
Menganai gedung eks kantor Mester Cornelis yang pernah menjadi markas Laskar Rakyat Jakarta / BKR pada zaman perjuangan dan kantor Eks Kodim 0505 pada zaman merdeka, menurut Yanto ketua sekuriti setempat, pemugarannya sudah selesai 2014 yang lalu. Ia menandaskan, toilet sudah ada di belakang, tetapi airnya harus mengambil sendiri dari penampungan. "Makanya tadi banyak ibu-ibu yang mau ke toilet protes kepada saya tak ada air," ujarnya. Padahal airnya tersedia di penampungan. Pengalaman beberapa waktu yang lalu, kata Yanto, untuk mengatasi masalah toilet, panitia membawa toilet portable beberapa set dipasang di depan untuk memudahkan pengunjung.
Waktu itu ada duapuluhan anggota komunitas pecinta gedung kuno yang bersepeda minta izin masuk ke kawasan gedung bersejarah yang sudah menghabiskan puluhan miliar rupiah untuk memugar dan mengembangkannya. Namun Yanto keberatan. "Kenapa tidak dilaporkan ke Dinas Pariwasata dan Kebudayaan atau ke Panitia. Kan sayang ditolak begitu saja. Padahal mereka itu juga warga DKI Jakarta dan pengagum gedung gedung bersejarah," kata Bayu, seorang pembina pramuka yang juga pemerhati pariwisata dan budaya.
Sementara hiburan yang disuguhkan oleh Sudin Parbud Jaktim dengan Kepala Seksi Atraksinya Yuyu Wahyudin cukup memberi angin segar kepada masyarakat sekitarnya. Tari betawi, gambang kromong dengan Udin Syarifudin, lawak Jabrik dan Coky menambah kemeriahan acara tersebut. Terdengar instrumentalia lagu Anging Mamiri dari Makasar dan lagu Curilang dari Jakarta dibawakan cukup mengesankan. ****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar