Jakarta, Suara Karya
Meskipun banyak kritik dan keluhan atas
perkembangannya sekarang, secara bertahap revitalisasi Kota Tua
Jakarta tetap diteruskan. Terutama menyangkut pembenahan semua museum
yang ada di Kota Tua, tetap disinergikan dengan revitalisasi kawasan
destinasi wisata tersebut.
Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan DKI Jakarta, DR Tinia Budiati menegaskan itu di Museum
Sejarah Jakarta (MSJ) Senin (30/9) usai rapat bersama kepala museum
Pemprov DKI Jakarta. Hadir Kepala Balai Konservasi Candrian
menjelang purnabaktinya, Kepala MSJ Enny Prihantini, Kepala
Museum Wayang Dachlan, para Kasudin Pariwisata dan Kasudin
Kebudayaan. “Dengan begitu pada saatnya nanti, semua museum di Kota
Tua telah siap melayani pengunjung, secara lebih baik,” tambahnya.
Kepala Unit Pengembangan Kawasan Kota
Tua, Drs Gatut Dwi Hastoro mengakui banyak pengunjung Kota Tua
yang mengeluh karena trotoar di Jl Lada disalahgunakan untuk lintasan
sepeda motor sehingga membahayakan pejalan kaki. Di trotoar Jl Lada
juga ada lampu lantai yang hilang dikhawatirkan kabelnya membuat
korsleting, Juga banyak yang menanyakan 3 gedung tua di sekitar Taman
Fatahillah yang dibiarkan atapnya berantakan sehingga merusak
pemandangan.
Gatut menegaskan masalah itu sudah pernah dibahas di tingkat Wali Kota untuk diatasi. Namun hingga sekarang belum ada realisasinya. “Kalau gedung Jasindo sudah dirapatkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Seharusnya tahun 2013 sudah direnovasi,” ujarnya. Sedangkan gedung Cipta Niaga yang atapnya ambrol didapat informasi sedang dalam perencanaan renovasi oleh Indonesia Trading Company. Satu lagi bangunan tak terawat milik PT Das Saat padahal aslinya gedung itu indah.
Gatut menegaskan masalah itu sudah pernah dibahas di tingkat Wali Kota untuk diatasi. Namun hingga sekarang belum ada realisasinya. “Kalau gedung Jasindo sudah dirapatkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Seharusnya tahun 2013 sudah direnovasi,” ujarnya. Sedangkan gedung Cipta Niaga yang atapnya ambrol didapat informasi sedang dalam perencanaan renovasi oleh Indonesia Trading Company. Satu lagi bangunan tak terawat milik PT Das Saat padahal aslinya gedung itu indah.
Menurut Gatut Master Plan Kota Tua
seluas 846 ha, memang dalam penyusunan baik dalam masalah luas
wilayah maupun nomenklaturnya. Dalam revitalisasi sekarang diutamakan
zona inti (zona 2 sekitar Taman Fatahillah) dan zona1yaitu Sunda
Kelapa dan Museum Bahari. Pemerintah Provinsi dalam hal ini dinas
terkait sedang memperbaiki lampu pencahayaan di Taman Fatahillah.
Menurut data di lapangan, sekitar 450
titik lampu lantai diganti. Senin yang lalu sudah selesai 250 titik
lampu. Sedangkan tempat pedagang kaki lima sudah dibangun oleh Dinas
Koperasi dan UMKM di deret di Jl Pos Kota, samping Kantor Pos dan di
sebelah barat Museum Sejarah Jakarta.
Menurut catatan pengunjung Kota Tua
Jakarta tahun ini meningkat 2 kali lipat dibanding 2 tahun lalu.
Diperkirakan pengunjung Kota Tua tahun 2011 rata-rata mencapai 3.606
orang per hari, maka tahun ini mencapai 7. 212 orang per hari. Karena
itu sekarang sedang dilakukan pembenahan oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta. “Sekarang sudah terlihat hasilnya walaupun tidak
sekaligus,” kata Kepala Seksi Pengembangan UPP Kota Tua, Norviandi.
Dikatakan, di Kota Tua ada 25 pemilik sepeda onthel dengan jumlah
sepeda yang disewakan 280 kendaraan. Namun jenis sepedanya harus
sesuai dengan julukan Kota Tua. Sepeda tandem dilarang.
Di Kota Tua berdiri lebih dari 100
bangunan cagar budaya dari abad ke 18 sampai awal abad 20. Gedung dan
bangunan tua itu merupakan daya tarik pariwisata karena juga memiliki
sejarah panjang. Di antaranya Toko Merah, Jembatan Kota Intan,
Galangan VOC , Menara Syabandar 1839 dan Masjid Keramat Luar Batang.
Belum lagi 5 museum di Kota Tua yakni Museum Sejarah Jakarta, Museum
Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum BI, Museum Mandiri dan
Museum Bahari.
Untuk menghitung pengunjung Kota Tua
dapat dilihat dari jumlah pengunjung Museum Sejarah Jakarta (MSJ).
Diperkirakan pengunjung Kota Tua 3 kali lipat pengunjung MSJ.
“Sebenarnya bisa mencapai 4 kali lipat. Soalnya pengunjung museum
hanya 5 jam. Sedangkan Kota Tua dari pagi sampai malam. Luasnya pun
puluhan kali lipat luas MSJ, ” kata Norviandi. Tercatat tahun
2011 jumlah pengunjung MSJ 400.572 orang, tahun 2012 meningkat 16%
menjadi 464.638 orang. ****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar