Selasa, 01 Oktober 2013

Banyak Dikritik, Revitalisasi Kota Tua Diteruskan

Jakarta, Suara Karya
Meskipun banyak kritik dan keluhan atas perkembangannya sekarang, secara bertahap revitalisasi Kota Tua Jakarta tetap diteruskan. Terutama menyangkut pembenahan semua museum yang ada di Kota Tua, tetap disinergikan dengan revitalisasi kawasan destinasi wisata tersebut.

Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, DR Tinia Budiati menegaskan itu di Museum Sejarah Jakarta (MSJ) Senin (30/9) usai rapat bersama kepala museum Pemprov DKI Jakarta. Hadir Kepala Balai Konservasi Candrian menjelang purnabaktinya, Kepala MSJ Enny Prihantini, Kepala Museum Wayang Dachlan, para Kasudin Pariwisata dan Kasudin Kebudayaan. “Dengan begitu pada saatnya nanti, semua museum di Kota Tua telah siap melayani pengunjung, secara lebih baik,” tambahnya.

Pemasangan lampu sorot di lantai Taman Fatahillah di Kota Tua.

Kepala Unit Pengembangan Kawasan Kota Tua, Drs Gatut Dwi Hastoro mengakui banyak pengunjung Kota Tua yang mengeluh karena trotoar di Jl Lada disalahgunakan untuk lintasan sepeda motor sehingga membahayakan pejalan kaki. Di trotoar Jl Lada juga ada lampu lantai yang hilang dikhawatirkan kabelnya membuat korsleting, Juga banyak yang menanyakan 3 gedung tua di sekitar Taman Fatahillah yang dibiarkan atapnya berantakan sehingga merusak pemandangan.
Gatut menegaskan masalah itu sudah pernah dibahas di tingkat Wali Kota untuk diatasi. Namun hingga sekarang belum ada realisasinya. “Kalau gedung Jasindo sudah dirapatkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Seharusnya tahun 2013 sudah direnovasi,” ujarnya. Sedangkan gedung Cipta Niaga yang atapnya ambrol didapat informasi sedang dalam perencanaan renovasi oleh Indonesia Trading Company. Satu lagi bangunan tak terawat milik PT Das Saat padahal aslinya gedung itu indah.

Menurut Gatut Master Plan Kota Tua seluas 846 ha, memang dalam penyusunan baik dalam masalah luas wilayah maupun nomenklaturnya. Dalam revitalisasi sekarang diutamakan zona inti (zona 2 sekitar Taman Fatahillah) dan zona1yaitu Sunda Kelapa dan Museum Bahari. Pemerintah Provinsi dalam hal ini dinas terkait sedang memperbaiki lampu pencahayaan di Taman Fatahillah.
Menurut data di lapangan, sekitar 450 titik lampu lantai diganti. Senin yang lalu sudah selesai 250 titik lampu. Sedangkan tempat pedagang kaki lima sudah dibangun oleh Dinas Koperasi dan UMKM di deret di Jl Pos Kota, samping Kantor Pos dan di sebelah barat Museum Sejarah Jakarta.
Menurut catatan pengunjung Kota Tua Jakarta tahun ini meningkat 2 kali lipat dibanding 2 tahun lalu. Diperkirakan pengunjung Kota Tua tahun 2011 rata-rata mencapai 3.606 orang per hari, maka tahun ini mencapai 7. 212 orang per hari. Karena itu sekarang sedang dilakukan pembenahan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Sekarang sudah terlihat hasilnya walaupun tidak sekaligus,” kata Kepala Seksi Pengembangan UPP Kota Tua, Norviandi. Dikatakan, di Kota Tua ada 25 pemilik sepeda onthel dengan jumlah sepeda yang disewakan 280 kendaraan. Namun jenis sepedanya harus sesuai dengan julukan Kota Tua. Sepeda tandem dilarang.

Di Kota Tua berdiri lebih dari 100 bangunan cagar budaya dari abad ke 18 sampai awal abad 20. Gedung dan bangunan tua itu merupakan daya tarik pariwisata karena juga memiliki sejarah panjang. Di antaranya Toko Merah, Jembatan Kota Intan, Galangan VOC , Menara Syabandar 1839 dan Masjid Keramat Luar Batang. Belum lagi 5 museum di Kota Tua yakni Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum BI, Museum Mandiri dan Museum Bahari.

Untuk menghitung pengunjung Kota Tua dapat dilihat dari jumlah pengunjung Museum Sejarah Jakarta (MSJ). Diperkirakan pengunjung Kota Tua 3 kali lipat pengunjung MSJ. “Sebenarnya bisa mencapai 4 kali lipat. Soalnya pengunjung museum hanya 5 jam. Sedangkan Kota Tua dari pagi sampai malam. Luasnya pun puluhan kali lipat luas MSJ, ” kata Norviandi. Tercatat tahun 2011 jumlah pengunjung MSJ 400.572 orang, tahun 2012 meningkat 16% menjadi 464.638 orang. ****  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar