Jakarta, Berita Suprihardjo
Dalam Pasar Ikan Fair IV tahun 2014 hari kedua Minggu (8/6) pagi kemarin disuguhkan rekonstruksi sejarah Penyerangan Fatahillah ke Sunda Kalapa di halaman Menara Syahbandar, Museum Bahari di Jl Pasar Ikan, Jakarta Utara. Disaksikan ratusan orang termasuk wisatawan mancanegara, 60-an pemain Teater Nusantara bermain cukup bagus memperagakan perang antara tentara Fatahillah melawan tentara Portugis di lokasi sebenarnya 487 tahun yang lalu.
"Tentara Portugis datang dari arah Pelabuhan Sunda Kelapa sedangkan pasukan Fatahillah datang dari arah Pasar Ikan. Memang bagus," kata Slamet Riyadi warga Depok yang menonton saat itu. Begitu pula dengan Tedy Kurnia warga Utan Kayu Utara Matraman yang sehari-harinya bekerja di kawasan Pasar Ikan mengakui pementasan tersebut mengharukan.
"Kami sampai terharu," kata Irfal Guci, Kepala Seksi Pameran dan Edukasi Museum Bahari sambil mengusap pipinya usai pergelaran kemarin. Maka dari itu ia pun tidak rela bila HUT Kota Jakarta dimeriahkan hanya dengan hura-hura yang tidak bermakna. Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan Museum Bahari, Ishak yang paham sejarah penyerangan Fatahillah ke Pelabuhan Sunda Kalapa, juga tak kuasa menahan air matanya. "Itu gambaran perisitiwa tahun 1527 yang disebut Kemenangan yang Sempurna," katanya. Dan saat itulah dianggap kelahiran kota Jayakarta yang menjadi Jakarta sekarang ini. Bahkan Imam Mahmudin yang memerankan Fatahillah sebagai pemimpin tentara Kesultanan Demak dan Cirebon juga mengaku menangis usai pergelaran.
Pasar Ikan Fair IV yang diselenggarakan Museum Bahari, Sabtu (7/6) tanpa diduga dihadiri PLT Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). Bahkan Gubernur Ahok berkeliling dan tertarik pada stan kerajinan perahu dan kapal tradisional. "Ini harus dikembangkan untuk keperluan cinderamata bagi wisatawan," ujarnya.
Pasar Ikan Fair kali ini dimeriahkan 12 stan pedagang binaan Museum Bahari, 7 stan museum, termasuk Balai Konservasi, Museum Wayang, Taman Arkeologi Onrust. "Kami memperkenalkan Museum Taman Prasasti lebih sebagai taman yang indah," kata Basuki Permana, Kasi Pameran dan Edukasi Museum Sejarah Jakarta. Di situ diperagakan pembuatan wayang dan miniature kapal tradisional yang juga diminati pengunjung.
Berbarengan dengan itu gedung B Museum Bahari diresmikan menjadi café Bahari lengkap dengan pojok toko cinderamata. Ruang pamer diorama Legenda Laut Nusantara juga telah selesai , menyusul dua diorama Penjelajah Dunia dan Senja di Sunda Kalapa yang penuh dengan sosok tokoh navigator dan penjelajah dunia seperti Marco Polo, Columbus, Malahayati, Fatahillah, Laksamana Cheng Ho dan Ibnu Batuta. (pri)****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar