Tekwan kontra wantek
Lebaran Idul Fitri sudah lebih seminggu berlalu. Kesibukan Jakarta kembali normal. Pedagang keliling juga sudah mulai beroperasi menjajakan dagangannya masing- masing ke kampung kampung dan pelosok kota. Bahkan tampak wajah wajah baru yang mencoba peruntungan di Ibu Kota ikut ambil bagian.
Di sebuah gang panjang di kawasan Jatinegara seorang pemuda berkulit warna tembaga menenteng ember dan kompor berjalan sambil menawarkan jasanya. “Wantek, wantek….wantek wantek .” Sementara itu dari arah yang berlawanan seorang pedagang penganan khas Palembang berteriak teriak menawarkan dagangannya, “Tekwan,..tekwan… Tekwan …tekwan.” Mereka berdua semakin dekat dan bersimpangan di perempatan gang. Terdengar bersahutan dua suara yang bertentangan. Tekwan-tekwan. Segera ditimpali, wantek-wantek. Kembali lagi terdengar suara , tekwan-tekwan lebih keras lagi.
Si Kulit Tembaga yang ternyata bernama Jalal merasa tersinggung mendengar pedagang lain menirukan dia namun membalikkan kata kata wantek menjadi tekwan. “He jangan main-main ya!”
Pedagang tekwan tak kalah sewotnya diancam penjaja jasa celup pakaian itu. “Siapa yang main main. Kamu itu yang main main. Dikira takut,” ujar pemuda itu sambil siap siap mengeluarkan lading (pisau) dari laci rombongnya. Mereka berhadap-hadapan sambil bersitegang. Untung saja ada seorang bapak tua yang tahu permasalahannya segera menengahi.
Ketika ditanya bapak tua tadi, ternyata kedua pemuda itu pendatang baru dan sedang belajar berjualan di Jakarta beberapa hari ini. Cak Jalal dari Madura sedang menapak tilas pendahulunya menjajakan jasa celup pakaian dengan pewarna merk Wantex . Makanya menawarkannya dengan kata kata “wantek”. Sedangkan satunya dari sebuah kecamatan di Sumatera Selatan yang juga mengikuti jejak saudaranya berjualan pengananan khas Palembang . Yaitu bahan mpek mpek dengan kuah bakso yang disebut tekwan.
“Aah ada ada aja Jakarta. Hampir aja ada perang wantek lawan tekwan. Baiklah selamat jalan dan selamat bekerja ya,” ujar Bapak Tua itu sambil menepuk nepuk bahu kedua pemuda itu. ***pri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar