Kamis, 18 September 2014

500 Siswa SD Jaktim Kunjungi Museum Kota Tua

 
Jakarta, Berita Super
Sebanyak 500 orang siswa dari 10 SD di Jakarta Timur  serentak mengunjungi  3 museum di  Kota Tua Jakarta,  Kamis (18/9).  Kegiatan ini  dalam rangka Wajib Kunjung Museum  yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak lama untuk mengenalkan kepada anak didik pada sejarah bangsa Indonesia yang dimotori Sudin Kebudayaan Jakarta Timur.
"Masing-masing sekolah 50 anak dan disediakan sebuah bus ke Kota Tua," kata   Kepala Sudin  Kebudayaan Jakarta Timur Drs Husnison Nizar kemarin. Program ini merupakan kegiatan tahunan dan kali ini sasarannya Museum Wayang, Museum Sejarah Jakarta dan Museum Keramik & Senirupa yang semuanya berlokasi di Kota Tua Jakarta.
Dibantu para guru pembimbing masing-masing , hampir dua pertiga karyawan/karyawati  Sudin Kebudayaan Jakarta Timur dikerahkan mengawal para siswa tersebut  yang dipimpin Kepala Seksi Pelayanan Ny Euis Raolina.  Sepuluh sekolah tersebut meliputi SDN Kelapa  Dua Wetan 01, SDN  Ujung Menteng 07, SDN Cilangkap 03, SDN Kebon Manggis 01, SDN Malaka Sari 06, SDS Kartika 8 , SDN Batu Ampar 09, SDN Pulogadung 08,  SDN Cipinang Melayu 08 dan Cipinang Besar Utara 11.  
Di Museum Wayang  anak anak itu tertarik pada patung Semar dan sepasang  wayang golek setinggi 3 meter tokoh Gatutkaca dan Pergiwa. Dijelaskan oleh pemandunya, di sini terdapat lebih 5.000 buah koleksi wayang dari seluruh daerah di Indonesia serta dari beberapa negara seluruh dunia.
Di antara koleksi unggulan adalah wayang kulit intan, wayang beber,  wayang Revolusi yang pernah disimpan di  museum di  Negeri Belanda serta wayang boneka Pinokio serta boneka Si Unyil  yang  digemari  anak-anak  tahun 1980-an karya  Drs Suryadi, yang sering memerankan tokoh Pak Raden. Kesenian Wayang  Indonesia telah  diakui  oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia sejak  7 November  2003. Tampak piagam pengakuan UNESCO tersebut dipajang di ruang pamer museum tersebut.
Ketika rombongan anak-anak melintas Taman Fatahillah  menuju Museum Sejarah Jakarta tampak mereka berbaris rapi antre masuk bangunan berlantai 2 yang dibangun tahun 1707-1710 itu. Mereka harus melepas  sepatunya ditaruh di kantong dan dipinjami  sandal   untuk berkeliling melihat koleksi museum.  "Anak-anak  tertarik pada prasasti Tarumanegara abad ke- 5   dari Kali Ciarunten.Juga pada penjara di bawah tanah," kata Slamet pemandu wisata di museum itu. Penjara tersebut  terlihat seram, dengan jendela tralisnya besi warna  hitam dengan bola-bola besi  berantai  tergelatak di lantai.
Konon bola besi itu dulu diikatkan ke kaki tahanan agar tidak lari. Menurut  Slamet,  Pangeran Diponegoro pada tahun 1830 pernah ditawan di gedung  itu sebelum diasingkan oleh Belanda ke Makasar. Namun menurut Slamet, pahlawan nasional itu tidak ditahan di ruang bawah tanah, melainan di lantai dua gedung kuno tersebut.  
Di Museum Keramik dan Senirupa, anak- anak melihat lukisan zaman perjuangan kemerdekaan   dan keramik kuno.  Di beranda museum  terlihat  patung dada S Sudjojono yang menarik  perhatian anak-anak.  Terlihat pula totem-totem dari kayu dipajang di emperan museum tersebut.  Ketika sebagian sudah menuju busnya masing-masing , ternyata   banyak anak-anak yang masih betah di museum ini . Sebab  halamannya rindang dengan pohon-pohon  dan  hiasannya meriam abad 18  serta kereta abad ke 19 .(pri) ***     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar