Jakarta, Berita Super
Sebanyak 500 orang siswa dari 10 SD di Jakarta Timur serentak mengunjungi 3 museum di Kota Tua Jakarta, Kamis (18/9). Kegiatan ini dalam rangka Wajib Kunjung Museum yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak lama untuk mengenalkan kepada anak didik pada sejarah bangsa Indonesia yang dimotori Sudin Kebudayaan Jakarta Timur.
"Masing-masing sekolah 50 anak dan disediakan sebuah bus ke Kota Tua," kata Kepala Sudin Kebudayaan Jakarta Timur Drs Husnison Nizar kemarin. Program ini merupakan kegiatan tahunan dan kali ini sasarannya Museum Wayang, Museum Sejarah Jakarta dan Museum Keramik & Senirupa yang semuanya berlokasi di Kota Tua Jakarta.
Dibantu para guru pembimbing masing-masing , hampir dua pertiga karyawan/karyawati Sudin Kebudayaan Jakarta Timur dikerahkan mengawal para siswa tersebut yang dipimpin Kepala Seksi Pelayanan Ny Euis Raolina. Sepuluh sekolah tersebut meliputi SDN Kelapa Dua Wetan 01, SDN Ujung Menteng 07, SDN Cilangkap 03, SDN Kebon Manggis 01, SDN Malaka Sari 06, SDS Kartika 8 , SDN Batu Ampar 09, SDN Pulogadung 08, SDN Cipinang Melayu 08 dan Cipinang Besar Utara 11.
Di Museum Wayang anak anak itu tertarik pada patung Semar dan sepasang wayang golek setinggi 3 meter tokoh Gatutkaca dan Pergiwa. Dijelaskan oleh pemandunya, di sini terdapat lebih 5.000 buah koleksi wayang dari seluruh daerah di Indonesia serta dari beberapa negara seluruh dunia.
Di antara koleksi unggulan adalah wayang kulit intan, wayang beber, wayang Revolusi yang pernah disimpan di museum di Negeri Belanda serta wayang boneka Pinokio serta boneka Si Unyil yang digemari anak-anak tahun 1980-an karya Drs Suryadi, yang sering memerankan tokoh Pak Raden. Kesenian Wayang Indonesia telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia sejak 7 November 2003. Tampak piagam pengakuan UNESCO tersebut dipajang di ruang pamer museum tersebut.
Ketika rombongan anak-anak melintas Taman Fatahillah menuju Museum Sejarah Jakarta tampak mereka berbaris rapi antre masuk bangunan berlantai 2 yang dibangun tahun 1707-1710 itu. Mereka harus melepas sepatunya ditaruh di kantong dan dipinjami sandal untuk berkeliling melihat koleksi museum. "Anak-anak tertarik pada prasasti Tarumanegara abad ke- 5 dari Kali Ciarunten.Juga pada penjara di bawah tanah," kata Slamet pemandu wisata di museum itu. Penjara tersebut terlihat seram, dengan jendela tralisnya besi warna hitam dengan bola-bola besi berantai tergelatak di lantai.
Konon bola besi itu dulu diikatkan ke kaki tahanan agar tidak lari. Menurut Slamet, Pangeran Diponegoro pada tahun 1830 pernah ditawan di gedung itu sebelum diasingkan oleh Belanda ke Makasar. Namun menurut Slamet, pahlawan nasional itu tidak ditahan di ruang bawah tanah, melainan di lantai dua gedung kuno tersebut.
Di Museum Keramik dan Senirupa, anak- anak melihat lukisan zaman perjuangan kemerdekaan dan keramik kuno. Di beranda museum terlihat patung dada S Sudjojono yang menarik perhatian anak-anak. Terlihat pula totem-totem dari kayu dipajang di emperan museum tersebut. Ketika sebagian sudah menuju busnya masing-masing , ternyata banyak anak-anak yang masih betah di museum ini . Sebab halamannya rindang dengan pohon-pohon dan hiasannya meriam abad 18 serta kereta abad ke 19 .(pri) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar