Selasa, 26 Agustus 2014

Parade Teater Pelajar DKI 2014 Berakhir, Ngarak Pengantin Sunat , Smart !

 
Jakarta, BSP
Parade pentas seni pertunjukan pelajar akhirnya berakhir di  Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta Selatan Senin (25/8) setelah diawali  dari pentas di Gelanggang Remaja Jakarta Utara, 12 Agustus 2014. Lima belas sekolah dari SD, SMP sampai SMA tampil sudah. Dari 5 penampilan di 5 wilayah kota Jakarta itu yang paling lengkap dan heboh adalah penampilan pentas sekolah yang terakhir itulah, yaitu di Jakarta Selatan. 

"Tiga sekolah  di Jakarta Selatan tampil maksimal dan mengerahkan pemain pilihan. Bahkan ada yang menyertakan guru dan adik-adik kelasnya. Ada juga yang berkolaborasi dengan sekolah lain dalam mengoptimalkan  aksi panggungnya," kata H Suprihardjo , pengamat seni budaya dan pariwisata Jakarta, Rabu (27/8).    

Tampil semi kolosal, SDN Kebayoran Lama Utara 12 berhasil mengundang simpati dan rasa kagum penontonnya. Dua puluhan murid SD tersebut menyuguhkan berbagai kesenian tradisi Betawi komplit , dari tari, pantun, lagu sampai pencak  silat  yang dikemas dalam alur cerita Ngarak Penganten Sunat.

Diiringi lagu "Anak Betawi" , adegan pertama melukiskan  arak-arakan anak-anak yang mengantar  Si Ipin,   anak yang akan disunat  untuk berendam air di sungai. Meskipun tanpa  bunyi  petasan sebagai ciri tradisi hajatan Betawi, nuansanya sudah cukup mewakilli . Pantun petatah petitih cukup menghibur sebagai sastra tutur yang hampir punah. Yang dicasting menjadi  Ipin berumur 8 tahunan  begitu berhasil memerankan tokoh penganten sunat. Mimiknya menggambarkan rasa kedinginan berendam dalam air menjelang disunat.

Usai berendam,  Ipin dan enyak babenya diarak anak-anak sebayanya laki –perempuan sambil bersorak memberi semangat.  "Ipin mau sunat…Ipin pemberani. Ipin mau sunat, Ipin pemberani. . . . Horeee,'' riuh sekali..  

Menunggu kedatangan bengkong alias dukun sunat, Si Ipin duduk di bangku diapit  enyak dan babenya. Disuguhkanlah  pencak silat Beksi yang khas Betawi oleh sepupu Ipin. Tiba –tiba datang Sang Bengkong pura-pura mengambil gergaji membuat Ipin ketakutan. Sesaat dirayu kemudian dieksekusi, putus sudah ujung ceritanya. Terdengar lagu 'Ondel-ondel" kembalik  mengiringi hajat tersebut.

Satu hal agak janggal menurut pengamat Suprihardjo, ketika sang penganten yang baru disunat ikut menari sambil naik kuda lumping.  Namun secara keseluruhan penampilan murid-murid SD ini cukup lengkap dan smart. "Betul, saya rasa murid-murid SD ini yang  terbaik," tegas Ichsan, warga Cakung Barat yang mengikuti jalannya pertunjukan di lima wilayah kota Jakarta.

SMPN 267 Pesanggrahan mengangkat cerita Topeng Blantek yang juga tampil total dari segi pemain. Terlihat guru dan anak-anak usia SD maupun TK ikut main. Di awal penampilan diperdengarkan lagu "Jali-jali," sayang suaranya fals. Tapi dari segi pertunjukan tradisi,  ide dasar dan penerapannya boleh juga. Simbol-simbol panjak seperti obor atau colen ditonjolkan walaupun tak dinyalakan.  Alur ceritanya jelas dari setiap ploting. Namun menurut pengamat  Yahya Andi Saputra dari LKB , terlalu banyak tarian yang kurang penting dan terlalu panjang . Walaupun begitu tari Topeng Blanteknya dilakukan dengan gerakan cukup bagus.

SMAN 74 Jakarta Selatan yang menampilkan lenong preman mengangkat cerita Madu dan Racun didukung  tim  SMAN 46 Kebayoran Baru sebagai musik pengiring. Menurut Yahya ide ceritanya bagus yang mengandung pesan anti narkoba. "Ini actual dan cocok" katanya. Dalam satu adegan diplot beberapa remaja sedang "teller" mengkonsumsi narkoba secara ganda. Rupanya seorang anggota baru  sedang dibaiat. "Adegan seperti ini perlu observasi tersendiri," tutur Suprihardjo selaku pengamat.

Tampak menonton pejabat dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, masing-masing Rus Suharto , Kepala Seksi Komunitas Pemberdayaan Masyarakat dan Endrati Fariani, Kepala Seksi Produksi Pengkajian dan Pengembangan Disparbud DKI. Para pakar seni teater dan kebudayaan seperti H Racmat Ruchiat, Madin dan Budi Sobar juga mengamati dan  memberikan komentarnya, terutama soal teater tradisi Betawi termasuk Wayang Senggol. (Abu Galih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar