Kamis, 28 Agustus 2014

Rumah Deret, Hasilkan Revolusi Mental

 
Jakarta, Berita Super  
Program Pemprov DKI Jakarta dalam  perbaikan lingkungan kumuh dan padat yang disebut Rumah Deret atau Kampung Deret ternyata berhasil menumbuhkan partisipasi warganya untuk memperbaiki kualitas lingkungannya masing –masing. Ini merupakan revolusi mental yang positif karena  mampu meningkatkan cara berpikir pemecahan masalah , meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan warganya sekaligus.
Hal itu diungkapkan Suryono  Herlambang , anggota tim penilai dari Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) ketika meninjau rumah deret di RW 02 Cipinang Besar Selatan (Cibesel)  RT 09,10 dan RT 11,  Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (28/8).
Pernyataan ini senada ungkapan Wali Kota Jakarta Timur, HR Krisdianto  bahwa  perbaikan lingkungan fisik mampu mengubah cara berpikir masyakatnya lebih baik. "Ini yang namanya revolusi mental seperti kata Pak Gubernur Jokowi," ujar Wali Kota Krisdianto kemarin.
Lebih lanjut Suryono Herlambang bersama timnya Ny Ivone dan Ny Tintin menjelaskan, para pemilik 97 rumah yang direnovasi dalam program kampung deret tersebut mau memundurkan bangunannya setengah meter. "Ini sebagai bentuk partisipasi mereka. Kalau dihitung nilainya setengah meter kali berapa meter," tambah Herlambang.
Namun pengorbanan tersebut kembali dapat dinikmati mereka sendiri. Yang tadinya gangnya sempit dapat dimasuki spedamotor dan gerobak sampah sehingga memudahkah aktivitas dan pelayanan kepada warga. Diharapkan pula oleh pihak Kemenpera agar  dalam membangun rumah tingkat, bagian atas seharusnya tidak saling berhimpitan. "Beri jarak yang lebih lebar untuk keperluan masuknya sinar matahari dan pergantian udara segar."
Rombongan tim penilai  yang diketuai Ny Ivon dari Kemenpera itu diantar Wali Kota Jakarta Timur HR Krisdianto ke rumah deret tersebut dan diterima Ketua Tim Pengawas Rumah Deret se Jakarta Timur, Aan Ardiansyah  dan Camat Jatinegara Syofian, Lurah Cibesel, Ibrahim,  serta Ketua RW 012 Cibesel, Sumardiono.
Kedatangan tim itu  dalam rangka menentukan pemenang Penghargaan Adi Upaya Puritama 2014 yang diikuti 3 peserta di final yaitu Jakarta Timur mewakili DKI Jakarta, Bandung dan  Jambi. Penghargaan Adi Upaya Puritama ini sudah diselenggarakan Kemenpera sejak tahun 2008 dalam memacu pemerintah daerah dan warganya  meningkatkan kualitas hunian atau perumahannya berserta  lingkungannya.
Rumah deret yang selesai tahun 2013 yl tampak kokoh, kerangka dan atap baja ringan serta lisplang  model  gigi balang , gaya Betawi. Kanopi dari plat beton gaya minimalis. "Satu rumah dapat bantuan Rp54 juta. "Saya hanya nambah sedikit," ujar Slamet Riadi (72) pemilik rumah deret bertingkat dengan luas tanah 7 x 6 m2. Usai peninjauan diharapkan pihak RW segera mengajukan rencana pertamanan di lingkungan rumah deret tersebut.
Sementara Kepala Sudin Perumahan dan Gedung  Jakarta Timur Yuli Hartono menjelaskan program  Kampung /Rumah Deret 2013  di Jaktim meliputi 800 unit rumah di 4 lokasi di antaranya di Cibesel tersebut. Dengan keberhasilan perbaikan lingkungan kumuh model rumah deret, maka tahun 2014 ini peminatnya meningkat 60%. Namun diakui belum cepat dimulai karena sedang dilakukan verifikasi data pemohon dan kepemilikannya.
Rombongan Kemenpera melanjutkan peninjauannya ke Rumah Susun Sewa Pondok Bambu di Jl H Dogol yang diterima Lurah setempat, Budi Novian dan Camat Duren Sawit  Abu Bakar. Dalam kesempatan itu Yuli Hartono didampingi Kepala UP Rusunawa Pondo Bambu H Sayid Ali yang menjelaskan rusun sewa ini merupakan rusunawa  tertua karena dibangun sejak 2005. Sebanyak 200 unit dalam bangunan bertingkat 5 (6 lantai) dalam dua blok itu terisi semua. Terlihat rata-rata memiliki alat pendingin atau air conditioner . (PRI**).  
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar