Jakarta, Berita Super (BSP)
Bedah rumah duafa ala BAZIS Jakarta Timur terus bergulir. Syaratnya memang harus di atas tanah warga sendiri dan didukung RT/RW serta Lurah setempat. Wagino (50), warga RT018/012 Penggilingan, Kecamatan Cakung telah mendapat bantuan BAZIS Jakarta Timur sebesar Rp 30 juta untuk merenovasi rumahnya yang telah dilakukan sejak Mei.
Kini rumah reot yang telah dirobohkan itu telah berdiri tegak kembali dengan sosok lebih kokoh dan tinggi. Kekurangan biaya Rp5,4 juta sudah ditanggung warga RT 018/012 secara gotong royong yang diprakarsai Ketua RT 018/012 Sumedi selaku Pak RT. Namun untuk diresmikan Wali Kota masih harus menunggu listrik PLN.
"Sebenarnya bedah rumahnya sudah selesai. Kami menunggu pengajuan biaya pemasangan listrik PLN dari Lurah Penggilingan," kata Kepala BAZIS Jakarta Timur Drs Dwi Busara ketika ditemui di kantornya kemarin (8/8). Bedah rumah warga duafa yang pertama kali dilakukan dengan bantuan BAZIS telah berlangsung terhadap rumah Bu Eni (70) , janda dua anak dengan 3 cucu di RT 007/04 Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, dan sudah diresmikan penggunaannya oleh Wali Kota Jakarta Timur Kridianto sebelum Ramadhan yang lalu.
Sementara Lurah Penggilingan Ny Yeni Asnita mengatakan pihaknya bersama stafnya sudah meninjau rumah baru Wagino. Diakui, masih kurang penerangan listrik. "Saya menunggu pengajuan dari warga tersebut. Nanti saya tinggal neken," kilahnya.
Wagino bersama isteri dan anak-anaknya ketika ditemui di rumah barunya tak dapat menyembunyikan rasa bahagia mereka. " Iya lah , kini nggak bakal kebanjiran lagi," tutur bapak dari 7 anak itu. Sebab lantainya diurug setinggi 50 cm, begitu pula bubungannya dibikin tinggi sehingga terasa luas. "Tapi sayang pak, temboknya sebagian retak-retak," keluhnya. Ini akibat getaran yang ditimbulkan kereta api yang setiap saat lewat pada rel ganda sekitar 30 meter di sebelah selatan rumahnya. Namun itu dapat diatasi dengan tambal semen yang dapat dikerjakannya sendiri.
Wagino sehari-harinya dagang teh botol . Tapi saat ini lagi istirahat. Dari 7 anaknya hanya yang sulung ikut uwaknya. Yang enam orang ikut dalam rumah berukuran 50 m2 tersebut. Yang nomor dua sudah bekerja menjahit, sedangkan lima orang sisanya masih kecil-kecil. Semula rumahnya hampir roboh, bila hujan banjirnya selutut. Septik tank nya juga sudah penuh. Alhamdulillah berkat bantuan BAZIS yang berasal dari uang masyarakat yang sadar berzakat dan berinfaq dan bersodaqoh, kini berubah jauh lebih baik dan nyaman untuk ditinggali.(pri)****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar